DPRD Subang Minta Tim Gugus Tugas Terbuka ke Publik Soal Data Pasien Covid-19

0
ANGGOTA DPRD SUBANG

Laporan: Rohman

Subang, kutipan-news.co.id – Dengan semakin melonjaknya kasus positif corona atau Covid-19 di Kabupaten Subang. Satgas Gugus TugasCovid-19 Subang, kini jadi perhatian masyarakat.

Dari sebelumnya 5 orang menjadi 17 orang pasien positif dan 3 kasus meninggalnya pasien terkonfirmasi Covid-19, harus menjadi perhatian serius seluruh stakeholder dan elemen masyarakat Subang.

Salah satu upaya untuk mencegah penularan Covid-19 tersebut, Wakil Ketua I DPRD Subang, yang juga menjabat Ketua DPD Golkar Subang, Hj.Elita Budiarti meminta Dinas Kesehatan Subang, yang ditunjuk sebagai Jubir tim gugus tugas dapat membuka data yang sebenarnya.

“Buka saja data yang sebenarnya tentang jumlah pasien terkonfirmasi positif covid-19 , karena seperti yang terjadi hari ini, sebelum pelaksanaan konperensi pers justru data terupdate di pikobar sudah muncul terlebih dulu,”ungkapnya, terlihat degan raut muka kecewa.

Ia juga mengatakan, semuanya harus bisa memberi akses informasi yang terbuka dan seluas-luasnya kepada masyarakat, sehingga dengan begitu masyarakat akan tahu dan mereka akan melakukan antisipasi lebih waspada untuk lebih berhati-hati lagi.

“Kalau tidak ada transparasi publik yang benar, jelas itu salah,” ujar Hj.Elita yang kini juga menjabat Bidang pengawasan dan akuntabilitas Tim Gugus Tugas Percepatan (TGTPP) penanganan Covid-19 Subang.

Menurutnya, kita mungkin tidak boleh atau tidak perlu membuka identitas pasien tapi minimal masyarakat tahu alamat desa atau kecamatann saja yang terinfeksi Covid-19.

“Tinggal tugas dari tim gugus tugas di kecamatan juga desa, masing-masing secara teratur melakukan edukasi kepada masyarakat, sehingga tidak terjadi hal hal yang tidak kita inginkan. Seperti penolakan pasien Covid-19, bahkan pemakamannya,” jelasnya.

Dikatakannya, Pasca hasil swab atau PCR itu keluar, hal utama yang tak kalah penting dilakukan tim gugus adalah tracking pasien yang terbaru itu.

“Karen hal ini sangat berbahaya buat masyarakat tertama semua relawan baik tenaga kesehatan atau relawan, ini sangat erat hubungannya dengan tracking pasien,” Pungkasnya.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

error: Content is protected !!