Mediasi Kasus Penghinaan Profesi Ricuh, Polisi Sempat Ancam Tembak Oknum Provokator

Laporan : Andriawan.
Garut, kutipan-news.co.id – Merasa di hina akibat di cacimaki di medsos, ribuan guru di Garut Jawa Barat mendatangi gedung PGRI.
Detik – detik kericuhan ribuan guru yang tergabung dalam persatuan guru republik indonesia (PGRI) di Garut Jawa Barat pecah tak terhindarkan.
Para guru terlibat aksi dorong dengan petugas, saat polisi mengevakuasi seorang pria bernama Dede Iskandar, yang diduga menghina profesi guru di media social.
Tak hanya itu, beberapa guru berusaha menganiaya penghina tersebut hingga polisi harus membawa Dede Iskandar ke tempat aman.
Upaya mediasi guru dengan pelaku pun berujung ricuh. Namun sayangnya, salah seorang perwira Polres Garut yang berusaha melerai kericuhan, malah lantang mengancam menembak salah seorang guru yang dianggap provokator keributan.
Untuk menghindari amuk guru, perwira polisi itu pun mengevakuasi mandiri.
Mahdar, Ketua PGRI Garut mengatakan, Kericuhan para guru ini dipicu salah seorang pria bernama dede Iskandar, Dirinya diduga menghina profesi guru dengan menulis di facebook bahwa guru makan gaji buta selama pandemi corona.
“Awalnya kita lakukan upaya audensi klarifikasi yang bersangkutan kepada para guru di gedung PGRI Garut berlangsung kondusif, namun saat akan di evakuasi kemarahan para guru memuncak hingga berusaha menyerangnya,” ungkapnya.
“Saya minta polosi memproses hukum pelaku yang telah merendahkan martabat guru, kami memediasi antara perwakilan guru dan pelaku, meski tadi sudah ada permintaan maaf tetapi tidak cukup sampai di situ saja,” sambung Mahdar terlihat sangat kecewa.
Kini, para guru berharap polisi segera memproses hukum pelaku, yang telah melecehkan profesi guru di media social.