Inilah Hakikat Kemerdekaan Menurut Ketua Umum Garda Cellica
Karawang, kutipan-news.co.id – Tomi Rimansyah S. IP, Ketua Umum Garda Cellica (GARCEL) mengungkapkan jika mengacu pada sejarah para pahlawan yang telah berjuang merebut kemerdekaan negara republik indonesia dengan melawan para penjajahan dalam bentuk fisik sudah ditunjukkan oleh para pahlawan yang telah gugur, Bahkan kebiadaban yang dilakukan oleh para penjajah Belanda dan Jepang sangat miris dilihatnya. Bayangkan negara dijajah tiga abad lebih lamanya, sungguh waktu yang sangat lama.
“Kekayaan alam kita dikuras tiada batas, rakyat kita ditindas tanpa perikemanusiaan. Sungguh betapa sengsara dan menderitanya rakyat Indonesia pada waktu itu,” Ucap Tomi Kepada kutipan-news.co.id, Senin (17/08).
Dikatakan Tomi, Dengan kebangkitan para ulama, santri, pemuda dan rakyat, secara serentak melakukan perlawanan habis-habisan, sudah tidak peduli tentang hidup dan mati, dianggap bukan masalah, karena rakyat sudah bosan dijajah terus menerus.
“Mereka menggunakan persenjataan manual seadanya seperti bambu runcing, keris, pedang, tombak dan lain-lain untuk melawan para penjajah,” ujarnya.
Dengan gemuruh takbir memenuhi bumi Indonesia, maju melawan para penjajah hingga akhirnya Indonesia menang, dan tidak terhitung berapa nyawa berguguran yang menjadi syuhada.
“Semua itu mereka lakukan karena didorong rasa cinta kepada tanah air dan rela mengorbankan nyawa demi terbebas dari belenggu penjajah, alhamdulillah sekarang kita telah menikmati udara kemerdekaan, dan insyaallah tepat hari ini, 17 Agustus 2020 adalah hari ulang tahun kemerdekaan Republik Indonesia yang ke 75” terangnya.
Lanjut Tomi menerangkan, bahwasannya ini adalah nikmat besar yang wajib di syukuri, dan ini hasil para pejuang yang telah gigih mengorbankan segala-galanya demi kebebasan garuda dari cengkraman kaki tangan para penjajah yang sangat biadab.
“Kita doakan semoga arwah para pejuang yang telah gugur menjadi syuhada, ditempatkan pada tempat yang terbaik disisi Allah yaitu surga paling indah dan kekal abadi” Pungkasnya.(red)
