Karawang Punya PLTGU Terbesar di ASEAN

Karawang, kutipan-news.co.id – PT Jawa Satu Power, pengembang dan operator Pembangkit Listrik Tenaga Gas Uap (PLTGU) Jawa-1 berkapasitas 1.760 Mega Watt (MW) di Karawang, Jawa Barat, menargetkan operasional pembangkit bisa dimulai pada akhir 2021.
Lantas, bagaimana perkembangannya saat ini?
Pelaksana Tugas Direktur Utama Jawa Satu Power Indra Trigha menuturkan saat ini perusahaan baru saja mendatangkan gas turbin GE yang pertama untuk proyek ini. Rencananya, dibutuhkan dua gas turbin dalam proyek pembangkit listrik ini. Pasalnya, ini merupakan PLTGU dengan turbin ganda yang membuatnya menjadi pembangkit combine cycle single shaft block terbesar di Asia Tenggara.
“Kami sangat senang dan bangga atas kedatangan gas turbin 9HA.02 yang pertama untuk Proyek Jawa-1, serta dengan kemajuan konstruksi yang dicapai saat ini, meskipun banyak tantangan di tengah Covid-19. Hal ini tidak terlepas dari sinergi antara Jawa Satu Power dengan EPC yang dipimpin oleh GE,” kata Indra dalam keterangan resmi seperti yang dilansir CNBC Indonesia.
Proyek PLTGU Jawa-1 merupakan bagian dari proyek 35 giga watt (GW) yang dicanangkan pemerintah. Pembangkit berkapasitas 1.760 MW ini diperkirakan bisa melistriki hingga 11 juta rumah di Indonesia.
Country Leader GE Gas Power George Djohan mengatakan meski ada tantangan dari pandemi Covid-19, namun GE terus berupaya memastikan kemajuan proyek Jawa Satu. Sejak dimulainya konstruksi pada 2018, menurutnya GE telah mencapai 16 juta jam kerja tanpa lost time injury.
“Hal tersebut merupakan bentuk upaya kami untuk memberikan progress yang signifikan dalam menghasilkan listrik yang lebih efisien, handal dan terjangkau bagi Indonesia,” kata George.
Mengutip situs Pertamina Power, proyek Jawa-1 merupakan proyek yang mengintegrasikan fasilitas gas dengan proyek pembangkit listrik yang terdiri dari PLTGU 1.760 MW, unit regasifikasi dan penyimpanan gas terapung (Floating Storage and Regasification Unit/ FSRU), pipa gas antara PLTGU dengan FSRU, dan jalur transmisi yang menyambungkan PLTGU dengan titik interkoneksi.
LNG yang dipasok PLN akan diterima dan diregasifikasi di unit FSRU dan selanjutnya dialirkan dalam bentuk gas ke unit PLTGU Jawa-1 melalui pipa gas offshore dan onshore. Selanjutnya listrik yang dihasilkan PLTGU Jawa-1 akan disalurkan ke PLN selama 25 tahun dengan skema BOOT (Build, Own, Operate, and Transfer).
Listrik yang dihasilkan akan masuk ke sistem kelistrikan Jawa-Bali melalui jaringan transmisi 500 kV dari lokasi pembangkit ke gardu induk 500 kV PLN. Pasokan LNG untuk proyek Jawa-1 menjadi tanggung jawab PLN. LNG akan dipasok dari kilang LNG Tangguh berdasarkan LNG Sale Purchase Agreement (SPA) antara PLN dan Tangguh.
Untuk menjalankan proyek terintegrasi IPP Jawa-1 diperlukan dua unit usaha yaitu PT Jawa Satu Power (JSP) dan PT Jawa Satu Regas (JSR). JSP bertanggung jawab untuk melakukan desain, konstruksi, dan mengoperasikan PLTGU Jawa-1, jaringan transmisi, substation serta switchyard facilities. Sedangkan JSR bertanggung jawab atas desain dan konstruksi serta pengoperasian fasilitas FSRU yang akan menerima LNG dari kilang Tangguh.
Adapun kepemilikan saham JSP dimiliki oleh konsorsium PT Pertamina Power Indonesia (PPI) 40%, Marubeni 40%, dan Sojitz 20%. Sedangkan saham JSR sebagian besar dimiliki oleh konsorsium PPI 26%, Marubeni 20%, Sojitz 10% dan sisanya dimiliki oleh PT Humpuss Intermoda Transportasi 25% dan Mitsui O.S.K Lines (MOL) 19%. (red)