Inilah Ungkapan Pedas Aktivis Mahasiswa UBP Kritisi Permasalahan Banjir di Karawang

Foto Istimewa Dok / Dwi Azhar Mahasiswa UBP Karawang / Kutipan-News.co.id
KARAWANG, Kutipan-News.co.id –
Dwi Azhar selaku aktivis Mahasiswa UBP Karawang kini menyoal tentang banjir di Kabupaten Karawang dan Bekasi, Jumat (5/3/21).
Dwi Azhar yang menjabat sebagai Wakil Ketua Badan Legislatif Mahasiswa (BLM) Fakultas Hukum Universitas Buana Perjuangan Karawang menganalisa bahwa banjir besar yang terjadi di dua kabupaten bukan semata-mata intensitas hujan yang tinggi. Akan tetapi banyak faktor juga yang sangat mempengaruhi dari itu.
“Program Citarum harum yang ada sejak tahun 2019, sampai saat ini bisa dikatakan tidak maksimal. Dari banyaknya pembangunan yang berjalan di dekat aliran Citarum dan cibeet. Itu perlu juga di perhatikan proses pengalihan fungsi nya. Lalu juga seharusnya yang menjalankan program Citarum harum ini bisa melihat indikasi-indikasi tanggul yang akan jebol,” jelas Dwi Azhar.
Menurut Dwi Azhar, salah satu program citarum harum itu adalah adanya pemeliharaan terhadap sungai Citarum.
“Kalau pemeliharaan itu memperkuat tanggul-tanggul yang terindikasi akan jebol, maka besar kemungkinan bencana banjir tidak akan sampai sebesar sekarang,” katanya.
Selanjutnya, Dwi Azhar mengatakan terkait anggaran tahun 2019 sebesar 600 miliar, lalu di tahun 2020 ini awal nya 1.3 triliun. Tapi yang turun hanya 300 miliar karena adanya Refocusing untuk percepatan penanganan Covid-19.
“Jangan sampai anggaran sisa Refocusing yang sudah di gelontorkan untuk program tersebut malah tidak sesuai dengan kebutuhan yang ada,” tegasnya.
Ditambahkan Dwi Azhar, Pemerintah Daerah harus turut mengawal program tersebut.
“Karena sampai sekarang terkait bencana banjir yang terjadi, pemerintah daerah hanya mengevakuasi saja. Tapi, tidak adanya evaluasi yang dilakukan ataupun solusi yang dikeluarkan untuk mengurangi bencana banjir,” tukasnya.(red)