Mahasiswa UBP Karawang Demo Rektornya Sendiri, Ternyata Ini Alasannya

0
IMG-20210615-WA0087

Karawang, Kutipan-News.co.id – Puluhan Mahasiswa dari berbagai fakultas Universitas Buana Perjuangan (UBP) Karawang melakukan aksi unjuk rasa memprotes kebijakan civitas akademik terkait mahasiswa yang belum melunasi tunggakan biaya kuliah tidak bisa mengikuti ujian.

Dari pantauan awak media dilokasi kampus UBP, para mahasiswa mahasiswa berorasi dengan membentangkan spanduk bernada protes, sempat merangsek masuk ke gedung rektorat, namun dicegah oleh aparat kepolisian yang berjaga.

Wakil Presiden Mahasiswa, Rangga Wijaya mengatakan protes ini dilakukan karena banyaknya mahasiswa yang tidak bisa ikut ujian karena masih memiliki tunggakan.

“Pihak kampus meminta biaya 1 juta, sebagai penangguhan pengganti tunggakan dan syarat untuk bisa ikut ujian,”kata Rangga. Selasa (15/6/21).

Mahasiswa hari ini menuntut keadilan kepada pihak rektorat, agar mahasiswa yang memiliki tunggakan ini bisa mengikuti ujian, dan bisa kembali kuliah.

“Apalagi di masa pandemi ini, seharusnya pihak rektorat punya rasa keadilan tanpa harus menambah beban kami dengan uang 1 juta sebagai penangguhan biaya perkuliahan, dan syarat agar bisa kembali ujian,” kata Rangga disela-sela aksi.

Bukan hanya itu saja, pihak mahasiswa juga mendesak rektorat untuk merealisasikan 4 tuntutan lainnya. Antara lain akses sistem akademik dibuka tanpa melihat status pembayaran sampai dengan akan pengambilan ijazah. Mengevaluasi kinerja bagian akademik, supaya tidak terjadi kembali antrian panjang pengambilan ijazah.

Selanjutnya, meminta setiap fakultas hanya dapat membuat peraturan secara khusus, tidak membahas peraturan secara umum. Selain itu, menuntut kegiatan kemahasiswaan dapat dilakukan/dilaksanakan secara offline (tatap muka) sesuai protokol kesehatan. Ia juga berharap, pihak kampus bisa meningkatkan kualitas dari civitas akademik.

“Kami berharap pihak rektorat bisa merealisasikan tuntutan mahasiswa,” ungkapnya.

Setelah beberapa jam aksi, Rektor UBP Karawang Dedi Mulyadi akhirnya menemui massa sekitar pukul 14.00 WIB. Dedi mengatakan dalam permasalahan tuntutan mahasiswa, ia telah menerapkan sesuai aturan yang berlaku dari kampusnya, bahkan untuk tunggakan pihak kampus menghitung ada Rp 23 miliar yang belum membayar.

“Seharusnya kalian menyadari, bahwa semua sudah diatur oleh aturan kampus, masalah tunggakan kami sudah melakukan dengan manusiawi, bahkan tunggakan kalian itu totalnya Rp 23 miliar, dan bahkan yang saya sangat kecewa lagi, salah satu orang tua dari kalian, mengakui sudah memberikan uang UKT nya, tapi data di kampus kalian masih tercatat menunggak,” katanya di depan para mahasiswa yang berdemo.

Lanjut rektor, kalau memang menuntut hak untuk pendidikan, mahasiswa diminta juga harus menyelesaikan kewajibannya.

“Kalau memang menuntut hak, yah secara sadar harus menyelesaikan kewajibannya, bukan malah membuat kisruh, dan gaduh apalagi di massa pandemi seperti ini, berapa kali kami menerima audensi kalian, dan saat audensi sudah menerima hasil audensi, tapi mengapa malah demo lagi, kalau memang ingin menerapkan aturan kampus seutuhnya, kalian yang menunggak sampai puluhan juta, sudah pasti dikeluarkan, tapi kami masih mencoba mempertimbangkannya, dan untuk satu juta itu, sebagai jaminan penangguhan penunggakan, kalau memang tidak mampu silahkan bawa orang tuanya ke kami,”pungkasnya. (Rls/red)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

error: Content is protected !!