Kasus Covid-19 Makin Memburuk, Ini Skenario yang Dilakukan Menkes RI

0
IMG-20210713-WA0038

 

Jakarta,  Kutipan-News.co.id – Menteri Kesehatan (Menkes), Budi Gunadi Sadikin mengatakan, secara umum terdapat total 120.000 tempat tidur menangani pasien Covid-19.

Untuk mengantisipasi peningkatan kasus Covid-19 yang semakin tinggi selama 2 atau 3 pekan ke depan, maka Kementerian Kesehatan (Kemkes) telah menyiapkan 3 skenario.

“Skenario ini berdasarkan data yang di-update per minggu. Ini data terakhir, kalau kasusnya memperburuk seperti sekarang dan sangat memburuk 60% dari sekarang. Berapa kekurangan rumah sakitnya,” kata Budi pada Rapat Kerja dengan Komisi IX DPR, Selasa (13/7/2021).

Berdasarkan data kebutuhan tempat tidur dengan skenario peningkatan kasus 30% dan 60% dalam waktu 1 atau 2 minggu ke depan, kondisi terberat akan dialami oleh Daerah Istimewa Yogyakarta  (DIY) dan DKI Jakarta.

“Jadi yang paling berat akan menghadapi 1 atau 2 minggu ke depan kalau ada perburukan terus sebesar 30% atau kira-kira 2-3% per hari itu adalah Yogyakarta dan DKI Jakarta. Sebab, akan terjadi kekurangan tempat tidur isolasi dan tempat tidur untuk ICU,” paparnya.

Menyikapi situasi ini, Budi mengatakan, Kemkes menyiapkan 3 skenario atau strategi harus dijalankan kesulitan pemenuhan tempat tidur. Bahkan, untuk menerapkan skenario tersebut, pihaknya telah mendiskusikan bersama para gubernur secara rutin.

Pertama, khusus untuk DIY disiapkan strategi atau skenario berbeda. Pasalnya, RS di DIY berdasarkan data sudah terisi sekitar 2.000-an tempat tidur. Sementara, angka bed occupancy rate (BOR) mencapai 91%. Menurut Menkes, tempat tidur di Yogyakarta sebenarnya ada 8.200 dan sudah terisi 2.400 tempat tidur.

“Jadi terlihat tinggi tetapi Yogyakarta masih bisa mengkonversi dari 8.200, sebanyak 2.000 deh dipindahkan. Saya mengerti kalau di rumah sakit ada jatah masing-masing dokter spesialis ini perlu kamar ini untuk pasiennya. Namun saya juga sampaikan, saya minta tolong teman-teman di rumah sakit di Yogyakarta tolong kita lebih disiplin karena sedang naik pasien Covid-19. Dedikasikan dulu untuk Covid-19,” paparnya.

Budi menyebutkan, perlu diperbanyak realokasi karena dari 8.200, baru 2.000-an tempat tidur didedikasikan untuk Covid-19. Budi mendorong menaikan jumlah tempat tidur untuk pasien Covid-19 menjadi 4.000 agar tekanan BOR turun, yakni dari 90% menjadi 60%.

“Jadi itu strategi nomor 1, tolong jangan hanya lihat BOR, tetapi lihat total kamar rumah sakit berapa. Masih banyak kama rumah sakit dari 400.000 kita bisa realokasikan menjadi tempat tidur isolasi untuk Covid-19,” lanjutnya.

Kedua, konversi rumah sakit. Menurut Budi, skenario yang diterapkan di DIY tidak dapat diterapkan di DKI Jakarta. Pasalnya, DKI Jakarta sudah melakukan konversi tempat tidur lebih dari 50%. Oleh karena itu, skenario kedua ini mengkonversi rumah sakit besar menjadi khusus untuk Covid-19.

Sejauh ini ada 3 rumah sakit yang telah dikonversikan yakni Rumah Sakit Umum Pusat (RSUP) Fatmawati, RSUP Persahabatan, dan RS Penyakit Infeksi (RSPI) Sulianti Saroso yang 100% disiapkan untuk menangani pasien Covid-19.

“Ada tambahan kurang lebih 1.000 kamar. Ini juga yang perlu dilakukan di rumah sakit-rumah sakit di kota-kota lain kalau BOR sudah semakin tinggi dan disertai dengan konversi yang sudah diatas 50% atau 60%,” ucapnya.

Ketiga, menambah rumah sakit lapangan atau darurat. Budi mengatakan, pihaknya sudah melakukan analisa dan belajar dari pengalaman yang paling bagus adalah menggunakan fasilitas yang sudah ada. Utamanya, fasilitas yang sudah dilengkapi dengan kamar mandi dan tempat tidur.

Oleh karena itu, pemerintah melakukan konversi Asrama Haji di Jakarta menjadi RS Covid-19 dalam waktu 4 hari. Adapun total ruangannya sebanyak 900 dan yang bisa digunakan 700 untuk tambahan kamar rumah sakit.

“Ini rumah sakit ada oksigennya dan kemudian bisa melayani pasien yang sedang, bukan pasien ringan. Pasien sedang bisa masuk ke Rumah Sakit Wisma Haji, ada tambahan 700-800 orang,” ucapnya.

Ia juga menambahkan, Kemkes bekerja sama dengan BUMN sehingga ada satu gedung Wisma Haji digunakan untuk ruang Intensive Care Unit (ICU) yang bisa merawat lebih dari 100 pasien.

“Jadi totalnya 900-1.000 tempat tidur ada di Wisma Atlet sehingga sudah masuk Minggu malam dan bisa masuk lebih banyak lagi. Mudah-mudahan makin lama makin banyak dan itu ada full ICU di sana sampai 100 tempat tidur. Kalau yang berat langsung dipindahkan. Itu semua tiga strategi yang kita berikan sebagai template untuk daerah-daerah yang memang peningkatan lajunya tinggi,” pungkasnya.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

error: Content is protected !!