Bima Arya Minta Relawan Fokus Awasi Pasien Yang Sedang Isoman

Bogor, Kutipan-News.co.id – Wali Kota Bogor Bima Arya meminta 176 relawan fokus untuk mengawasi pasien yang sedang isolasi mandiri atau isoman Sebanyak 176 relawan dilibatkan Satgas Covid-19 Kota Bogor untuk memantau sekitar 3.000 warga isoman.
“Saya ingin relawan benar-benar fokus pada aspek kesehatan warga isoman jangan sampai kecolongan ada warga isoman yang meninggal, jadi harus dipastikan jangan ada perburukan kondisi,” kata Bima, Rabu (28/7/2021).
Bima mengatakan berdasarkan data dari wilayah, sekitar 85% warga isoman yang meninggal tercatat belum divaksin dan memiliki rata-rata usia di atas 50 tahun serta memiliki komorbid (penyakit penyerta) dengan saturasi oksigen dalam darah di bawah 90.
Untuk itu kepada para relawan, Bima mengimbau, jika ada warga isoman yang memiliki kriteria tersebut agar langsung berkoordinasi dengan camat, lurah dan puskesmas.
“Jangan biarkan isolasi di rumah, apalagi jika memiliki gejala. Komunikasikan hal tersebut dengan puskesmas dan yang lainnya. Jika ada fasilitas isolasi yang terdekat silahkan dibawa ke tempat isolasi. Jika tidak ada, monitoring-nya dilakukan secara intens, saturasi dan lain-lain,” kata Bima.
Sementara, Camat Bogor Timur, Rena Da Frina mengatakan ada 375 rumah di Bogor Timur yang sedang isoman. Di Bogor Timur ada 22 relawan kalau dibagi rata menangani sekitar 16 sampai 17 rumah. Relawan ini, lanjut Rena, membantu tugas puskesmas yang saat ini hampir menyerah jika harus visit rumah satu persatu, karena tenaga kesehatan puskesmas pun terbatas.
Di sisi lain, kondisi saat ini rumah sakit penuh, stok oksigen menipis sehingga di wilayah memaksimalkan perawatan dan pemantauan mencegah pasien mengalami sakit parah.
Rena mengatakan masih banyak warga isoman di rumah yang tidak melapor, tidak kooperatif dan membuat tim agak kesusahan, apalagi jika pasien meninggal dan tidak ada hasil swab. Padahal, syarat pemulasaraan harus ada hasil swab.
Terkait obat-obatan dan vitamin, kata Rena, sesuai permintaan, artinya tidak semerta-merta ketika warga terkonfirmasi positif Covid-19 mendapat paket obat. Harus ada permintaan dari warga ke satgas atau dari RT/RW atau lurah kemudian disampaikan ke puskesmas.
Rena menambahkan, lurah serta Satgas Covid-19 selalu mobile, standby 24 jam. Telepon seluler tidak boleh mati dalam rangka koordinasi, antisipasi hal-hal yang terjadi di lapangan.