Banjir Bandang Sisakan Lumpur Tebal, Akibatnya Sejumlah Ruas Jalan Hingga Ruang Kelas Lumpuh

Bandung Barat, Kutipan-news.co.id- Material lumpur sisa banjir bandang di Jalan Raya Saguling-Padalarang, Desa Cikande, Kecamatan Saguling, Kabupaten Bandung Barat (KBB) hingga saat ini masih belum selesai disingkirkan karena lumpurnya cukup tebal.
Seperti diketahui, daerah tersebut diterjang banjir bandang pada Sabtu (6/11/2021).
Akibat kejadian itu, sejumlah rumah warga dan ruangan SMPN 3 Saguling dipenuhi lumpur, termasuk Jalan Raya Saguling-Padalarang pun lumpuh akibat tertutup lumpur.
Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) KBB, Duddy Prabowo mengatakan, panjang ruas jalan yang tertutup lumpur itu mencapai 500 meter dengan ketebalan mencapai 30 sentimeter.
“Sejak hari pertama hingga hari keempat ini, kita masih terus bekerja membersihkan material lumpur,” ujarnya di Perkantoran Pemkab Bandung Barat, Selasa (9/11/2021).
Sementara tiga hari pascakejadian banjir bandang itu, pihaknya berkonsentrasi menyingkirkan material lumpur karena sekolah tersebut digunakan untuk Pembelajaran Tatap Muka (PTM).
“Kemarin kita konsentrasi di SMP 3, sehingga untuk jalan, baru sebagian. Makanya pembersihan material lumpurnya kita teruskan hari ini,” kata Duddy.
Ia mengatakan, dari total 500 meter jalan yang tertutup lumpur, sampai saat ini pembersihannya baru selesai 300 meter dengan mengerahkan satu unit alat berat dan mobil tangki air milik Kota Baru serta Pemadam Kebakaran KBB.
Pihaknya akan berupaya agar pembersihan material lumpur tersebut bisa selesai pada hari keempat ini, supaya jalan itu bisa kembali dilalui kendaraan, baik roda dua maupun roda empat secara normal seperti biasanya.
“Sekarang sudah bisa dilalui, tapi mesti hati-hati karena masih ada menterial lumpur, licin. Saat proses pembersihan kita lakukan buka-tutup jalur,” ucapnya.
Menurut Duddy, banjir bandang di kawasan Saguling itu terjadi karena saluran airnya kecil, sedangkan curah hujan tinggi, kondisi itu memicu debit air tinggi dan tidak tertampung drainase, sehingga terjadi luapan ke pemukiman, jalan raya dan bangunan sekolah.
“Selain faktor itu, bisa jadi karena sampah. Dari pengamatan kita di beberapa lokasi banjir di KBB mayoritas karena saluran airnya tertutup sampah,” kata Duddy. (red)