Intensitas Hujan Terus Meningkat, DPRD Dan Wagub Minta Lapisan Masyarakat Juga Pemerintah Selalu Waspada

0
WhatsApp Image 2021-11-09 at 22.51.48

Bandung, Kutipan-news.co.id- DPRD Provinsi Jawa Barat meminta agar masyarakat dan pemerintah daerah untuk siaga atau waspada menghadapi bencana alam yang biasanya terjadi pada musim hujan di penghujung tahun.

“Lebih kepada imbauan untuk siap siaga atau waspada menghadapi bencana alam, baik untuk masyarakat atau pemerintah. Saya harap masyarakat bisa waspada begitu pun Pemda,” kata Wakil Ketua DPRD Jawa Barat Ineu Purwadewi Sundari, di Bandung, Selasa (9/11/2021).

Kewaspadaan akan bencana harus disiapkan, kata Ineu, mengingat bencana alam akibat musim penghujan seperti banjir dan tanah longsor telah terjadi di sejumlah wilayah Jawa Barat.

“Saat ini intensitas hujan hampir setiap hari seperti di wilayah Bandung. Sehingga bagi warga atau masyarakat yang tinggal di daerah rawan harus berhati-hati dan waspada agar terhindar dari marabahaya bencana alam,” kata Ineu.

Politisi perempuan dari Fraksi PDIP DPRD Jawa Barat ini menyambut baik langkah Pemprov Jabar yang akan menganggarkan Rp. 500 miliar dari Biaya Tak Terduga atau BTT untuk antisipasi bencana menghadapi musim hujan.

“Jadi memang dengan adanya Permendagri (No. 20 Tahun 2020) yang menyatakan bahwa BTT jadi perhitungan belanja yang harus dianggarkan, selain untuk COVID-19 tapi juga termasuk bencana alam. Jadi bagus ya kalau sudah direncanakan oleh Pemprov Jabar,” kata dia.

Hal serupa juga disampaikan oleh Wakil Gubernur Jawa Barat Uu Ruzhanul Ulum.

Wagub Uu meminta masyarakat untuk waspada dan siaga bencana alam dalam menghadapi musim hujan. Potensi tingginya curah hujan membuat sejumlah daerah rawan terjadi bencana hidrometeorologi.

“Saya berharap kepada masyarakat untuk waspada dalam menjelang musim hujan sekarang, memang musim hujan sekarang ini besar, kita juga bisa rasakan dan lama,” kata Pak Uu.

Pak Uu pun menuturkan, Pemerintah Provinsi Jabar sudah menyiapkan sejumlah antisipasi. Salah satunya mengajak organisasi kemasyarakatan (ormas) untuk turut serta menjadi relawan kebencanaan.

“Terutama tentang Relawan Bencana Tagana, ataupun relawan bencana dari ormas seperti di Muhammadiyah ada, di NU juga ada. Sehingga di saat ada bencana terjadi, tidak hanya menunggu pemerintah,” kata dia. (red)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

error: Content is protected !!