Memasuki Zona Bandung Barat Rawan Bencana, BPBD Kabupaten Siagakan Petugas Mobile 24 Jam

Bandung Barat, Kutipan-news.co.id- Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Bandung Barat (KBB) mencatat, bahwa 11 kecamatan yang ada di wilayahnya masuk kategori rawan longsor dan banjir bandang.
Berdasarkan data BPBD KBB, kecamatan yang masuk kategori rawan longsor tersebut yakni, Kecamatan Rongga, Gununghalu, Cipongkor, Sindangkerta, Cililin, Cipatat Saguling, Cisarua, Parongpong, Lembang, dan Ngamprah.
Kepala Pelaksana BPBD KBB, Duddy Prabowo mengatakan, dari total 11 kecamatan yang rawan longsor dan banjir bandang tersebut masuk kedalam kategori sedang hingga tinggi.
“Dari total 16 kecamatan di KBB, 11 kecamatan itu punya potensi longsor dan banjir dengan indeks risiko tinggi saat musim hujan ini,” ujarnya di Perkantoran Pemkab Bandung Barat, Selasa (9/11/2021).
Menurutnya, faktor yang membuat 11 kecamatan itu rawan longsor karena tingkat kemiringannya rata-rata mencapai 25 hingga 30 derajat, kemudian kondisi tanahnya labil dan tidak memiliki akar rambatan sehingga sangat rapuh ketika digerus air.
Sementara terkait rawan banjir bandang, karena di 11 kecamatan itu masih banyak drainase yang tidak berfungsi optimal, sehingga saat turun hujan deras, airnya meluap ke jalan hingga pemukiman warga.
“Jadi untuk warga-warga di kecamatan itu, diminta waspada terutama ketika turun hujan karena dikhawatirkan terjadi pergerakan tanah apalagi saat hujan deras,” kata Duddy.
Ia mengatakan, 11 kecamatan itu memang rawan bencana, bahkan sepanjang tahun 2020 lalu, telah terjadi 359 bencana di wilayah Bandung Barat saat musim penghujan dengan mayoritasnya bencana longsor.
“Artinya kan dalam setahun itu setiap hari ada bencana, tapi yang paling banyak itu longsor, baru setelahnya banjir dan bencana hidrometeorologi lainnya,” ucapnya.
Pada musim hujan kali ini, pihaknya menyiagakan petugas mobile selama 24 jam untuk memantau potensi bencana hidrometeorologi yang intensitasnya mulai meningkat beberapa waktu belakangan ini.
“Petugas disiagakan memaksimalkan yang ada, ditambah relawan serta aparat desa. Aparat desa dan relawan memantau kondisi kewilayahan. Kita juga ada personel mobile 24 jam,” kata Duddy.
(red)