Shalat Jum’at Bersama Masyarakat di Masjid Al-Mujahidin, Danpos Tirtajaya Mengambil Tema Khutbah”Menggapai Keutamaan Lailatul Qodar”

0
IMG-20220429-WA0010

Karawang, Kutipan-news.co.id- bukti telah terjalinnya silaturahmi komunikasi sosial antara TNI dan warga masyarakat,di penghujung Ramadhan tahun 2022, menjelang idul Fitri 1443 Hijriyah danpos Tirtajaya Serka supriyatna Koramil 0402/batujaya,kodim 0604/karawang.kembali mendapat kepercayaan dari dkm bersama masyarakat untuk menjadi imam sekaligus khatib di mesjid Jami Al Mujahidin di desa pisangsambo kecamatan Tirtajaya kabupaten Karawang, Jum’at 29/04/2022

Dengan memaknai keutamaan malam Lailatul Qodar di sepuluh hari terakhir bulan Ramadhan , danpos supriyatna dalam mimbar khotbahnya mengambil tema: menggapai keutamaan Lailatul Qodar”.

Dalam penuturannya danpos menyampaikan beberapa hadist Rasulullah Saw tentang keutamaan malam sepuluh hari di bulan Ramadhan menjelang hari raya idul Fitri.

Hari demi hari telah kita lalui dan tak terasa sekarang kita telah berada dipenghujung bulan Ramadhan yang menurut pandangan mayoritas ulama di dalamnya terdapat satu malam istimewa, yaitu lailatul qadar. Karenanya, dirasa sangat penting untuk membahas malam tersebut sebab ibadah pada malam itu khairun min alfi syahr (lebih baik dibanding ibadah selama seribu bulan) yang di dalamnya tidak ada lailatul qadar. Hal ini selaras dengan keutamaan dari lailatul qadar yaitu para malaikat dari tiap lapis langit bahkan dari sidratil muntaha turun ke bumi untuk meng-amin-kan doa manusia hingga waktu munculnya fajar sebagaimana penuturan Imam Al- Qurthubi. Mereka, termasuk malaikat Jibril, turun dengan membawa rahmat Allah dan segala ketentuan yang telah Allah tentukan pada malam tersebut hingga setahun ke depan.

Keutamaan terakhir yang tersurat dalam surat Al-Qadar adalah, bahwa setiap detik dari lailatul qadar sepenuhnya hanya berisi keselamatan serta tidak ada keburukan di dalamnya hingga muncul fajar, bahkan dikatakan bahwa setan tidak dapat berbuat buruk pada malam tersebut. Sedangkan pada malam lainnya, selain keselamatan, Allah juga menetapkan bala’ (Tafsir Al-Qurthubi, juz 20, hal. 133-134).

“Sangat layak untuk kita syukuri tentang keberadaan lailatul qadar sebab malam mulia ini merupakan malam spesial yang hanya Allah ciptakan kepada segenap umat Nabi Muhammad berdasarkan keterangan yang telah disebutkan. Seandainya tidak ada lailatul qadar, maka nyaris tidak mungkin bagi kita untuk mendapatkan pahala ibadah seribu bulan mengingat terbatasnya umur umat Rasulullah saw. Beliau bersabda yang Artinya: Usia umatku antara enam puluh hingga tujuh puluh tahun. Sangat sedikit yang bisa melampaui umur tersebut (Sunan Ibni Majah, juz 2 hal. 1415),” tuturnya.

Mengenai waktu munculnya lailatul qadar, begitu banyak riwayat yang secara dhahir saling bertentangan: mulai dari pendapat yang mengatakan bahwa malam itu berputar dalam sebulan Ramadhan hingga yang terkhusus pada malam tertentu. Karenanya, para ulama menganjurkan untuk mencarinya dalam sebulan penuh dan lebih dianjurkan lagi pada sepuluh malam terakhir. Pengukuhan anjuran paling kuat adalah pada malam ganjil sebagaimana pendapat jumhur fuqaha’ sesuai sabda Nabi Muhammad Saw  tentang lailatul qadar”

Artinya: Malam itu berada pada Bulan Ramadhan, maka carilah pada sepuluh malam terakhir. Sesungguhnya lailatul qadar berada pada malam ganjil: malam ke-21, malam ke-23, malam ke-25, malam ke-27, malam ke-29, atau malam terakhir Ramadhan. Barang siapa menghidupkannya karena ikhlas mengharap ridha Allah, maka diampuni dosanya yang telah lalu (Musnad Ahmad, juz 37 hal. 423).

Lebih lanjut danpos menerangkan,” lailatul qadar memiliki tanda-tanda yang tampak di langit maupun di permukaan bumi sebagaimana yang telah masyhur di masyarakat. Bahkan juga terdapat tanda batin yang dapat dirasakan oleh sebagian kaum muslimin yaitu kenikmatan beribadah pada malam tersebut. Namun para ulama saling silang pendapat apakah harus mengetahui secara pasti keberadaan malam tersebut untuk meraih fadilahnya atau tidak. Pendapat yang paling unggul menurut fuqaha’ mazhab adalah bahwa tidak disyaratkan mengetahui lailatul qadar secara pasti. Tetapi jika kita mengetahui malam tersebut sekaligus menghidupkannya, maka fadilah yang kita raih akan lebih sempurna (Mughni-l Muhtaj, juz 1 hal. 450).

“Karenanya, para hadirin, mari bersama-sama kita tapaki kemuliaan lailatul qadar pada sisa malam terakhir di bulan yang mulia ini, dengan berbagai macam ibadah baik shalat berjamaah, shalat tarawih, shalat witir, tadarus al-quran, i’tikaf, maupun yang lain-lainnya. Juga bagi keluarga perempuan kita yang sedang menjalani haid atau nifas, maka ibadah-ibadah tersebut bisa diganti dengan dzikir, thalabu-l ‘ilmi, dan doa. Apakah kita bisa memperoleh keutamaan lailatul qadar dengan doa? Jawabannya adalah iya, sebab sabda Rasulullah Saw,
Yang Artinya: “Doa itu adalah ibadah” (Sunan Abi Dawud, juz 2 hal. 76).

“Semoga kita senantiasa diberi anugrah islam dan iman agar selalu semangat menjalankan ibadah di akhir bulan Ramadhan ini sebab amal ibadah itu tergantung pada penutupnya,” pungkasnya.

Di temui usai kegiatan ketua dkm mesjid Jami Al mujahidin mengucapkan terima kasih atas kebersediaan danpos Tirtajaya untuk menjadi imam di mesjid tersebut.

“Saya atas nama keluarga besar mesjid Jami Al Mujahidin sangat berterima kasih kepada danpos Tirtajaya yang telah meluangkan waktunya menjadi imam sekaligus khatib di mesjid kami dan semoga segala ilmu yang sudah di sematkan kepada kami menjadi keberkahan baginya beserta keluarganya,
Karena bagi kami pa supriyatna sudah di anggap bagian dari keluarga kami,” ungkapnya.

(Hsn)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

error: Content is protected !!