Optimis Neraca Dagang Indonesia-China Akan Surplus, Jokowi Akan Lanjutkan Hilirisasi Di Produk Lain

Jakarta, Kutipan-news.co.id – Presiden Joko Widodo (Jokowi) meyakini neraca dagang Indonesia dengan China akan surplus tahun ini. Hal itu merupakan buah dari upaya hilirisasi yang dilakukan pemerintah belakangan ini.

Jokowi menerangkan, pemerintah sudah melakukan pelarangan ekspor bahan mentah untuk nikel. Industri tambang nikel dipaksa untuk membangun industri produk turunannya di dalam negeri.

“Sering saya ulangi 6-7 tahun lalu ekspor nikel hanya US$ 1,1 miliar, 2021, US$ 20,9 miliar, lompatannya 19 kali,” ucapnya di Gedung Bank Mega, Jakarta, Rabu (7/9/2022).

Jokowi melanjutkan, upaya pengembangan hilirisasi juga akan dilakukan untuk produk pertambangan lainnya. Mulai dari tembaga hingga bauksit. Dia mencontohkan PT Freeport Indonesia sudah membangun pabrik pemurnian atau smelter di Gresik.

“Nanti bapak ibu lihat Gresik 2024 kelihatan berapa nilai tambah tembaga yang lebih dari 50 tahun kita ekspor raw material. Bauksit juga stop kira-kira muncul angka US$ 30 miliar, entah dari nikel, copper, bauksit. Saya pastikan itu,” tegasnya.

Dari situ Jokowi meyakini neraca perdagangan Indonesia dengan China tahun ini tak lagi defisit. Artinya perdagangan RI dengan China akan surplus.

“Dulu neraca perdagangan kita misalnya dengan China selalu minus, 2014 sampai minus US$ 13 miliar. 2021 kemarin minusnya sudah menjadi -US$ 2,4 miliar. Tahun ini saya pastikan sudah surplus dengan RRT, saya pastikan itu karena tadi raw material yang tidak diekspor mentahan,” tegasnya.

Begitu juga dengan Amerika Serikat, Jokowi yakin surplus neraca perdagangan Indonesia dengan Amerika Serikat (AS) akan semakin tinggi.

“Dengan AS juga sama, dulu surplus kita di 2012 US$ 3,3 miliar, sekarang US$ 14,4 miliar. Tapi ini jangan sering disampaikan, tapi ini terlanjur, ya sudah. Karena bisa-bisa nanti kita dicabut fasilitas kita GSP kita, jadi jangan didiskusikan,” tutupnya.(red)