Lestarikan Budaya Sunda, Pemdes Pabuaran Gelar Tasyakuran Bumi Dan Doa Bersama

0
IMG-20221013-WA0037

Subang, Kutipan-news.co.id – Dalam rangka melestarikan adat budaya Sunda, jajaran Pemerintahan Desa (Pemdes), Pabuaran bersama warga, menggelar acara Tasyakuran Bumi atau Ruat Bumi dan menggelar doa bersama di Alun-alun Dusun Munjul Desa Pabuaran Kecamatan Pabuaran Kabupaten Subang. Kamis, (13/10/2022).

Acara tersebut, turut dimeriahkan oleh penari jaipong cilik Subang Nadila Azahra Putri, Senam massal, pagelaran wayang golek Ki dalang Anom Widodo Jaya Kusuma, S.M., Sisingaan dan babaritan.

Dalam sambutannya, Kades Pabuaran, Ristoyo, menyampaikan bahwa perlu diketahui, Ruat Bumi ataupun Ngaruwat adalah ungkapan rasa syukur dari masyarakat atas hasil yang diperoleh dari bumi dan juga untuk Pengharapan setahun kedepan, serta penghormatan kepada leluhur.

“Ruat dalam bahasa sunda artinya mengumpulkan dan merawat, serta yang dikumpulkan dan dirawat adalah masyarakat dan hasil buminya,” jelas Ristoyo.

Ditambahkannya, kegiatan ini sendiri akan terus dilakukan setiap tahun nya dan tidak hanya untuk di Dusun Munjul ini saja, tapi untuk Dusun-dusun lainnya juga yang ada di Desa Pabuaran. Mudah-mudahan dengan adanya adat budaya ini menjadi syukuran yang lebih baik dan menjadi berkah yang lebih baik.

“Saya atas nama Pemdes Pabuaran, mendoakan agar hasil panen khususnya untuk warga Dusun Munjul dan umumnya Desa Pabuaran, semoga hasil panennya menjadi berkah,” tandasnya.

Sementara itu, Anggota DPRD kabupaten Subang, dari Fraksi PDIP Dapil III, H. Beni Rudiono, menambahkan bahwa acara Ruat Bumi ini merupakan tradisi dari leluhur kita yang sangat bernilai dan ini sangat bermakna, bagaimana kita bisa merawat bumi berikut tanah.

“Karena bumi dan tanahlah yang memberikan kita kehidupan, dengan meruat bumi ini memaknai bagaimana kita harus sadar dan ingat jangan sampai kita melupakan bumi dengan tidak merawat tanah kita,” paparnya.

Hal ini masih ada kaitannya dengan agama, nah soal budaya, itu hanya cara dan cara itu kita maknai dengan agama. Termasuk dengan seni wayang golek ini termasuk media ajaran bagaimana dari agama Hindu menjadi agama Islam dan ajarannya melalu wayang.

“Tradisi budaya ini akan kita lestarikan agar masyarakat betul-betul sadar kepada tanah yang telah memberikan kehidupannya juga dan dengan adanya Ngaruwat ini kita bisa berkumpul disini baik yang kaya maupun yang miskin. Isya Allah hal ini akan dipertahankan karena budaya itu adalah pondasi dan untuk masyarakat saya berharap mendapatkan makna dan memahami, kemudian meleatarikannya, serta setiap ada waktu bisa mengadakan adat budaya ini,” pungkasnya.

Selain Anggota DPRD kabupaten Subang fraksi PDIP dan Kades Pabuaran, turut hadir perwakilan Muspika Kecamatan Pabuaran, staff dan perangkat Desa Pabuaran, tokoh masyarakat, toko agama, tokoh pemuda dan masyarakat setempat. (Rohman).

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

error: Content is protected !!