‘Atlantis’ dari Karawang: Akibat Abrasi Parah Ratusan Rumah di Cemarajaya Hilang Tenggelam

0
WhatsApp Image 2022-10-27 at 13.15.32

Karawang, kutipan-news.co.id – Fenomena abrasi terjadi di Karawang, tanah di bibir pantai Desa Cemarajaya, Kecamatan Cibuaya, Kabupaten lenyap terkikis bagaikan kisah Atlantis.

Hal itu diceritakan oleh Kaur Umum Desa Cemarajaya Pendi Aryanto, saat ditemui di Kantor Desa Cemarajaya, pada Kamis (27/10/2022) pagi.

Ia menuturkan, abrasi parah mulai terjadi sejak tahun 2007 silam, perlahan tanah yang dulunya merupakan perkampungan di Desa Cemarajaya mulai tergerus ombak dan tenggelam.

“Abrasi parah terjadi sejak tahun 2007, tanah Cemarajaya itu sudah mulai tergerus abrasi,” kata Pendi.

Pendi menceritakan, pada tahun 2007 di depan kantor desanya terdapat tambak ikan yang berjarak kisaran 500 dari kantor desa.

“Tahun 2007, 500 meter dari depan kantor desa ada tambak, setelah tambak itu ada TPU (tempat pemakaman umum) untuk muslim, dan setelah TPU itu kita masih bisa main bola di pinggir pantai sana,” kata dia.

Namun, kondisinya saat ini, bibir pantai, TPU dan tambak sudah hilang, bahkan jalan raya di depan kantor desa tersebut juga sebagian telah tergerus abrasi.

Selain itu, Pendi mengungkap ada beberapa dusun di Cemarajaya yang warganya harus direlokasi akibat rumahnya rusak karena tanahnya tergerus abrasi.

“Di Desa Cemarajaya ini ada 4 dusun yang terkena abrasi, yaitu Mekarjaya, Pisangan, Cemara 1 Utara dan Cemara 2,” ungkapnya.

Sejak tahun 2007, pihaknya mengungkap sudah ada 328 rumah warga yang rusak akibat tanahnya tergerus abrasi.

“Selain rumah, ada lebih dari 100 warung yang sudah habis, karena mengingat awal tahun 2003 Pantai Pisangan di Cemarajaya ini sempat jadi tempat wisata yang cukup besar di Karawang,” ujar dia.

Sementara mengenai nelayan yang terdampak, Pendi menuturkan sebagian nelayan sudah menempati rumah relokasi.

“Sebagian nelayan sudah ada yang menempati rumah relokasi, hanya saja jaraknya agak jauh ke lokasi usaha. Kalau dulu kan mereka tinggal buka pintu belakang langsung bisa naik perahu,” ungkapnya.

Mengenai penanganan dampak abrasi, Pendi menjelaskan, saat ini beberapa warga sudah direlokasi oleh pihak Pemerintah Kabupaten.

“Dari 328 rumah sudah ada 299 yang mendapat SK (surat keterangan) dari Bupati untuk menempati rumah relokasi, alasan tidak direlokasi semua karena yang lain sempat menolak dengan alasan takut tanah yang mereka miliki di Pisangan ditukar gulingkan pada saat itu,” papar Pendi.

Pendi berharap, pihak pemerintah daerah dan pemerintah pusat bisa secepatnya menangani dampak abrasi tersebut.

“Kami berharap pemerintah bisa secepatnya pemerintah daerah maupun pusat bisa secepatnya membenteng Cemarajaya dengan pemasangan batu yang saat ini sedang dikerjakan,” kata Pendi.

Selain itu, ia juga mengungkap masih banyak warga yang menginap dirumah sanak saudaranya akibat rumahnya tergerus abrasi, “Kami minta pemerintah secepatnya menyelasikan rumah relokasi, karena sebagian masyarakat masih ada yang belum mendapatkan rumah relokasi, jangan menunggu sampai 2024, saat ini ada lebih dari 50 rumah yang belum mendapatkan rumah relokasi,” pungkasnya. (red)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

error: Content is protected !!