Inilah Profile “Dinda Agustien” Sosok Calon Penari Berbakat Asal SDN Kutakarya II Karawang 

0
IMG-20250503-WA0031

 

Karawang,kutipan-news.co.id -Tari Jaipongan merupakan sebuah seni tari yang cukup banyak diminati para penggiat seni tari dari berbagai daerah.

 

Tari Jaipong juga merupakan salah satu tarian tradisional yang berasal dari Jawa Barat. Dalam perkembangannya, Tari Jaipong muncul pertama kali di Bandung.

 

Tarian ini merupakan gabungan dari sejumlah kesenian tradisional lainnya, yakni pencak silat, Tari Tayuban, dan tari Ketuk Tilu. Oleh sebab itu, Tari Jaipong terlihat begitu energik dan memiliki gerakan yang unik.

 

Tidak hanya dilakukan oleh orang dewasa, rupanya tarian ini dilirik oleh banyak usia umur. Salah satunya, Dinda Agustien anak SD asal Kecamatan Kutawaluya saat ini tengah aktif kesehariannya menggeluti tarian jaipongan.

 

Dinda Agustien atau yang akrab disapa Dinda sudah menyukai tarian jaipong sejak usianya menginjak 6 tahun.

 

Namun tak disangka, putri dari Alm Edi Jaya dan Nia Kurnia ini akan tampil di acara Hari Gebyar Tari Sedunia yang di gelar di area Mall Sumarecon Karawang.

 

Siswi Sekolah Dasar Negeri (SDN) Kutakarya II, Kecamatan Kutawaluya, Kabupaten Karawang Dinda Agustien ini aktif berlatih tari jaipongan di Sanggar Saung Beureum di daerah kecamatan Rengasdengklok.

 

Dinda dengan usianya tengah menginjak 9 tahun dan tengah duduk di Kelas 2 SDN Kutakarya II ini kesehariannya sangat giat berlatih seusai pulang dari sekolah dari waktu santainya sering melakukan tarian jaipongan dengan mengandalkan musik yang di dengarkan melalui handphone.

 

Rasa gembiranya tiada terkira, saat dirinya akan mengikuti acara pentas di acara Hari Tari Sedunia yang di selenggarakan pihak Pemerintah Kabupaten Karawang tersebut.

 

Nia selaku orang tua sangat merasa bangga atas antusias anaknya yang sangat mencintai dunia tari jaipongan tersebut.

 

“Bangga juga sih, Anaknya sangat giat berlatih saat ada di rumah pun, bahkan sampai ga mau ketinggalan jika jam latihan di sanggar sudah tiba,”ujar Nia.

 

Nia juga menambahkan entah ada keturunan leluhur dari para orang tua di keluarga yang dulu mungkin menjadi pelaku seni tradisional.

 

“Kalau mau di runtut mungkin di keluarga ada yang aktif di dunia seni tradisional seperti jaipongan, jadi mungkin darah seninya kini mengalir ke anak saya. Dan saya berharap dengan mengikuti acara hari tari sedunia yang di selenggarakan pihak pemerintah daerah ini bisa terus di kembangkan demi kelestarian seni sunda kedepannya,” tandanya.(red)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

error: Content is protected !!