Miris! Tak Pernah Didengar, Rumah Pasangan Lansia Di Batujaya Akhirnya Ambruk

0
IMG-20250601-WA0015

Karawang,kutipan-news.co.id –Pasangan lansia Kisan (70) dan Nesih (68), Warga Dusun Tengah 1, RT/RW 01/01, Desa Telukbango, Kecamatan Batujaya, Kabupaten Karawang hanya bisa pasrah setelah rumahnya roboh karena sudah lapuk di makan usia.

 

Ironisnya, sebelum peristiwa robohnya rumah tersebut di kabarkan sudah berkali-kali di ajukan agar mendapatkan bantuan perbaikan, Namun alhasil diduga selalu di abaikan oleh pihak pemerintah desa setempat.

 

Dengan nada yang sedih, Ani menceritakan bagaimana pengajuan bantuan Rumah Tidak Layak Huni (Rutilahu) yang diajukan sejak lebih dari setahun lalu tak kunjung mendapat respons oleh pihak pemerintah.

 

“Sudah beberapa kali minta bantuan Rutilahu ke kantor desa, tapi gak pernah ditanggapi. Setelah rumah orangtua saya roboh, semuanya baru pada sibuk,” ungkap Ani, Anak pasangan lansia Kisan dan Nesih dengan nada sedih dan penuh kecewa kepada awak media.

 

Menurut Ani, pemerintah desa selama ini tidak menunjukkan kepedulian sedikit pun terhadap kondisi rumah orangtuanya yang sebelumnya sudah lama rapuh dan akhirnya ambruk.

 

“Jujur saja, saya merasa pemdes Telukbango itu gak peduli. Padahal sudah tahu kondisi rumah orangtua saya. Tapi dibiarkan begitu saja sampai akhirnya roboh,” ucap Ani seakan sangat kecewa terhadap pihak pemerintah desa Telukbango, dilansir KabarGempar.com.

 

Atas ambruknya rumah pasangan lansia tersebut, kondisi Ibu Nesih tak lama kemudian memburuk dan sempat di larikan ke Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Karawang, Sebelum kembali ke rumah seadanya dengan kondisi lemah. Mereka kini terpaksa akan tinggal di sisa-sisa bangunan yang nyaris tak layak disebut tempat berteduh.

 

Pemerintah Desa Dinilai Lalai

 

Kekecewaan pun akhirnya mencuat dari warga sekitar yang enggan namanya di publikasikan.

 

Warga menilai kepekaan dan tanggung jawab pemerintah desa yang dianggap tutup mata dan telinga terhadap kondisi warganya sendiri.

 

“Rumah itu sudah “Reot” sejak lama, Masak gak tahu ada rumah reot yang nyaris ambruk?,” ujar warga yang identitasnya minta dirahasiakan.

 

Padahal, Desa di Karawang seharusnya berperan sebagai fasilitator pengajuan Rutilahu (Rumah Tinggal Layak Huni) dengan melakukan sosialisasi dan pendataan calon penerima manfaat, serta membantu masyarakat dalam proses pengajuan ke tingkat kecamatan dan kabupaten.

 

Seperti diketahui, tahun 2025 ini Pemerintah Kabupaten Karawang melalui Dinas Perumahan Rakyat dan Kawasan Permukiman (PRKP) Karawang menargetkan pembangunan 2.249 unit rumah layak huni (rulahu).

 

Hal tersebut diungkapkan oleh, Plt. Kepala Dinas PRKP Karawang, Asep Hazar, kepada awak media belum lama ini.

 

Dikatakannya, ada penambahan jumlah pembangunan rulahu di Karawang dari 1.904 unit menjadi 2.249 unit dengan total anggaran Rp.105,47 Miliar di Tahun 2025, artinya ada penambahan 345 unit. Untuk satu unit rulahu anggarannya sebesar Rp.46,9 Juta.

 

Berdasarkan data aplikasi Si Imah, saat ini terdapat 8.154 rumah tidak layak huni (rutilahu) di Karawang. Dari jumlah itu, 5.333 rumah telah diusulkan oleh desa untuk diperbaiki.

 

Salah satu wilayah dengan jumlah rutilahu terbanyak adalah Desa Mekarjati, yang mencatat lebih dari 100 unit.

 

Selain itu, yang menjadi prioritas Dinas saat ini adalah rumah dengan kondisi paling parah, seperti akibat bencana, kebakaran, atau nyaris roboh.

 

Ia juga menyebut, pihaknya akan mempertimbangkan kerja sama dengan pihak swasta melalui program CSR untuk mempercepat progresnya.

 

Upaya konfirmasi kepada pihak-pihak terkait pun masih terus di lakukan hingga berita ini diterbitkan (red/joe)

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

error: Content is protected !!