Sekolah Swasta di Purwakarta Krisis Murid Baru & Terancam Tutup
Purwakarta,kutipan-news.co.id- Sejumlah sekolah swasta di Kabupaten Purwakarta, Jawa Barat, mengalami kesulitan dalam menjaring murid baru untuk tahun ajaran 2024/2025.
Kondisi ini diduga sebagai dampak dari kebijakan pemerintah provinsi yang mengizinkan sekolah negeri menerima hingga 50 siswa per rombongan belajar (rombel).
Salah satu yang terdampak adalah SMK Bina Budi dan SMK Farmasi yang berada di bawah naungan Yayasan Yasri. Hingga Senin (7/7), atau sepekan menjelang dimulainya tahun ajaran baru, jumlah pendaftar di kedua sekolah tersebut sangat minim.
“Di SMK Bina Budi hanya tujuh siswa yang sudah mendaftar, sedangkan di SMK Farmasi baru 13 siswa,” ujar Ketua Yayasan Yasri, Agus Muharam dilansir infopurwakarta.id Rabu, (9/7).
Jumlah ini menurun drastis dibandingkan tahun-tahun sebelumnya. SMK Bina Budi sebelumnya mampu mengelola hingga 10 kelas aktif, namun kini hanya tersisa tiga kelas dengan total 36 siswa dari kelas 10 hingga kelas 12.
Agus mengaku khawatir tren ini akan mengancam keberlangsungan sekolah-sekolah swasta. Ia menyebut minimnya jumlah siswa membuat operasional sekolah menjadi sangat berat.
“Kami tetap berupaya mempertahankan sekolah, tapi dengan jumlah siswa yang sangat sedikit, kami menghadapi tantangan besar untuk menggaji guru dan staf administrasi. Ini bisa menjadi bumerang bagi sekolah swasta,” tegasnya.
Pengelola sekolah swasta pun berharap pemerintah meninjau ulang kebijakan penerimaan siswa di sekolah negeri yang dinilai terlalu longgar. Mereka menilai perlu ada regulasi yang lebih berkeadilan demi keberlangsungan seluruh lembaga pendidikan.
“Jika sekolah negeri terus dibolehkan menerima rombel maksimal tanpa batasan, maka sekolah swasta akan terus terpinggirkan. Harus ada kerja sama agar dunia pendidikan kita berkembang secara merata,” pungkas Agus.(red)
