Dana CSR 61 Juta Buat Taman Segitiga Rawasari, RS Dewi Sri Klaim Tak Tahu Menahu Kunjungan APH dan Pejabat ke Lokasi

Karawang,kutipan-news.co.id – Manajemen Rumah Sakit Dewi Sri membenarkan keterlibatannya dalam pembangunan Taman Segitiga Rawasari di Karawang Barat, yang belakangan ramai dibicarakan warga dan tokoh masyarakat.
Amli, perwakilan manajemen RS Dewi Sri, menyebutkan bahwa pembangunan taman tersebut merupakan bentuk sumbangsih melalui program Corporate Social Responsibility (CSR) rumah sakit, yang bekerja sama dengan Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kabupaten Karawang.
“Benar, taman segitiga itu adalah program CSR dari PT Dewi Sri Piranti Syifa Persada (RS Dewi Sri), bekerja sama dengan DLH Karawang,” kata Amli kepada redaksi kutipan-news.co.id melalui sambungan WhatsApp, Selasa (22/7/2025).
Ia menjelaskan bahwa bentuk kontribusi rumah sakit mencakup perbaikan lapangan olahraga, pembuatan pagar taman, serta pengecatan trotoar di sekitar area taman. Total anggaran yang dikeluarkan RS Dewi Sri mencapai Rp61.616.600.
“Termasuk dalam program penghijauan dan tata kota DLH. Peran kami sebatas menyumbang dana CSR,” jelasnya.
Air penyiraman tanaman pun disebutkan bersumber dari RS Dewi Sri, namun pihaknya mengaku belum mengeluarkan biaya pemeliharaan sejauh ini. Terkait adanya kunjungan dari aparat penegak hukum (APH) maupun pejabat pemerintah ke lokasi taman, manajemen menyatakan tidak mengetahui hal tersebut.
“Betul Pak, tidak tahu,” jawab Amli singkat.
Sebelumnya, taman yang terletak di Jalan Pramuka, Kelurahan Nagasari, Kecamatan Karawang Barat, memang menjadi sorotan masyarakat. Beberapa tokoh mempertanyakan pembangunan dan pemeliharaan taman yang dinilai belum transparan.
Seorang tokoh masyarakat berinisial J mengaku menerima laporan bahwa pada Selasa, 14 Juli 2025, sejumlah pejabat dari DLH dan aparat penegak hukum mengunjungi lokasi taman.
“Kami bingung dengan tujuan kunjungan itu. Setahu saya, pembangunan dari Pemda pada 2023 hanya sebatas penanaman tanaman dan pemasangan lampu taman, tapi kini lampunya sudah banyak yang mati dan tampak tidak terawat,” ujarnya.
Warga lainnya, berinisial A, memberikan kesaksian serupa. Ia mengaku didatangi langsung oleh tiga orang dari APH dan satu pejabat DLH, didampingi petugas dan mandor taman.
“Saya ditanya pekerjaan apa saja yang dilakukan RS Dewi Sri, dan saya jawab berdasarkan yang saya tahu,” kata A.
Hingga berita ini diterbitkan, konfirmasi kepada pihak DLH Karawang dan aparat terkait masih terus diupayakan oleh redaksi.(red)