Kemensos Kirim Delegasi ke Tiongkok, Perkuat Mitigasi Bencana di Kawasan Samudra Hindia

0
WhatsApp Image 2025-07-31 at 11.21.45_b4ac25fd

JAKARTA | KUTIPAN-NEWS.CO.ID | Kementerian Sosial (Kemensos) Republik Indonesia mengirimkan empat pegawainya untuk mengikuti Seminar Internasional bertema kerja sama mitigasi bencana di kawasan negara-negara pesisir Samudra Hindia. Seminar ini berlangsung di Kunming dan Dalian, Tiongkok, pada 4–24 Juli 2025, sebagai bagian dari penguatan kapasitas dalam menghadapi risiko bencana global.

Seminar internasional bertajuk “Cooperation on Disaster Prevention and Mitigation for Blue Economy among Countries along the Indian Ocean” ini diselenggarakan oleh Kementerian Perdagangan Republik Rakyat Tiongkok, dilaksanakan oleh Yunnan International Center for Economic and Technical Exchanges (YICETE), dan didukung oleh Dinas Pemadam Kebakaran dan Penyelamatan Provinsi Yunnan.

Delegasi dari Kemensos terdiri atas Dede Nurdin dari Direktorat Jenderal Perlindungan dan Jaminan Sosial, serta Ratih Kusuma Astuti, Stephanie Dwiyanti Siahaan, dan Mario Vanricho dari Direktorat Jenderal Rehabilitasi Sosial.

Selain Indonesia, kegiatan ini juga diikuti oleh peserta dari berbagai negara termasuk perwakilan dari Kementerian Dalam Negeri RI, Dinas Meteorologi Sri Lanka, dan Dewan Distrik Mauritius.

Kegiatan ini bertujuan memperkuat kapasitas negara-negara lingkar Samudra Hindia dalam merespons bencana seperti gempa bumi, tsunami, kebakaran hutan, dan kecelakaan industri. Dalam sambutan pembuka, perwakilan Dinas Pemadam Kebakaran Yunnan, Mr. Wang Liren, menekankan pentingnya kolaborasi antarnegara dalam pencegahan dan mitigasi bencana.

“Wilayah Samudra Hindia sangat kaya potensi sumber daya, tetapi juga rawan bencana. Tidak mungkin kita menghadapi tantangan ini sendirian. Pencegahan bencana harus menjadi tanggung jawab kolektif,” ungkap Liren.

Selama 21 hari, para peserta mengikuti 17 sesi materi tematik yang mencakup pendekatan hukum, teknologi, komunikasi, serta praktik penyelamatan dalam berbagai kondisi ekstrem, seperti terowongan, laut, dan wilayah pegunungan. Materi juga mencakup penanganan kecelakaan petrokimia dan bencana industri.

Selain pembelajaran di kelas, peserta melakukan 12 kunjungan lapangan ke lokasi strategis, termasuk pabrik lithium, pusat penyelamatan hewan, museum kapal selam, dan stasiun pemadam kebakaran yang menerapkan sistem berbasis Internet of Things (IoT).

Tak hanya itu, sebanyak lima sesi pertukaran budaya juga digelar untuk mengenalkan pendekatan Tiongkok dalam menyinergikan nilai tradisional, pembangunan perkotaan, dan sistem kesiapsiagaan bencana.

Selama kunjungan ke Kota Dalian, peserta menyaksikan simulasi sistem keamanan tiga dimensi untuk kegiatan berskala internasional serta demonstrasi operasional kapal pemadam kebakaran laut.

Ratih Kusuma Astuti mewakili delegasi Kemensos menegaskan bahwa kegiatan ini akan memperkuat kesiapan Indonesia dalam merespons bencana secara terstruktur dan lintas sektor.

“Pelatihan ini menjadi bekal penting untuk mendukung peningkatan kapasitas kelembagaan dalam menghadapi tantangan kebencanaan, khususnya di wilayah pesisir Samudra Hindia,” ujarnya di Jakarta, Rabu (30/7/2025).

Ia menambahkan bahwa pengalaman dan keterampilan yang diperoleh akan diimplementasikan di unit kerja masing-masing dan mendukung kebijakan nasional di bidang penanggulangan bencana.

Senada, Dede Nurdin menilai pelatihan ini memberi dampak lebih dari sekadar aspek teknis. “Kami tidak hanya membawa pulang ilmu dan sertifikat, tetapi juga komitmen. Komitmen untuk memperkuat pencegahan bencana, memperluas kerja sama internasional, dan melayani masyarakat dengan lebih baik,” ujarnya.

Menurut data YICETE, hingga Juni 2025 lembaga ini telah memberikan pelatihan kepada lebih dari 5.200 pejabat dari 108 negara. Seminar ini menjadi bagian dari upaya kolektif global untuk memperkuat ketangguhan dalam menghadapi bencana di masa depan. (Red)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

error: Content is protected !!