Pakar ITB Latih Peternak di Sijunjung Kembangkan Produk Madu Tanpa Sengat

0
IMG-20250731-WA0043

Sijunjung, Kutipan-news.co.id – Institut Teknologi Bandung (ITB) melaksanakan Program Pengabdian Masyarakat skema Bottom-Up 2025 di Desa Sumpur Kudus Selatan, Kecamatan Sumpur Kudus, Kabupaten Sijunjung, Sumatera Barat, pada Selasa (28/7/2025).

 

Program ini mengangkat tema “Perbaikan Kualitas, Pengembangan Produk, Penerapan Traceability, dan Keberlanjutan Produk Lebah Madu Tanpa Sengat”.

 

Kegiatan dipimpin oleh Dr. Acep Purqon, dosen Fisika FMIPA ITB, dan diikuti oleh para peternak lebah lokal serta warga desa. Turut hadir dalam kegiatan ini Wali Nagari Sumpur Kudus Selatan Khairul Basri, perwakilan peternak Danif Gusmarianto, serta penyuluh pertanian dan anggota Kelompok Tani Hutan Nagari Durian Gadang.

 

Dr. Acep menjelaskan bahwa pelatihan ini bertujuan untuk meningkatkan kualitas dan kuantitas produksi madu tanpa sengat, memperkenalkan sistem traceability untuk menjamin keaslian produk, serta mendorong diversifikasi hasil lebah seperti kosmetik berbasis madu.

 

“Kehadiran teknologi ini penting untuk menjawab persoalan rendahnya kualitas dan kuantitas produksi, minimnya diversifikasi produk, terbatasnya akses pasar, dan lemahnya branding,” ujar Acep.

 

Tim ITB yang terlibat terdiri dari akademisi lintas disiplin: Dr. Ramadhani Eka Putra dan Dr. Mia Rosmiati (SITH ITB), Dr. Fitriani Jati Rahmania (SF ITB), Dr. Ida Kinasih (UIN Bandung), serta mahasiswa ITB, Afrah.

 

Pelatihan terbagi dalam tiga fokus utama: peningkatan kualitas produksi, penerapan sistem traceability, dan pemanfaatan produk turunan lebah menjadi kosmetik. Para peserta juga menerima hibah peralatan pendukung budidaya lebah.

 

Desa Sumpur Kudus Selatan yang berbatasan dengan kawasan Bukit Barisan memiliki potensi besar dalam pengembangan budidaya lebah madu. Melalui pelatihan ini, diharapkan terjadi peningkatan jumlah koloni melalui breeding center, perbaikan desain kandang, hingga penguatan teknologi pascapanen.

 

Masalah rendahnya harga jual madu akibat peredaran produk palsu juga diatasi dengan membuka akses pasar baru dan penerapan sistem traceability berbasis data digital. Produk utama dari wilayah ini adalah madu alami yang bebas dari residu kimia serta memiliki cita rasa khas sesuai ekosistem lokal.

 

“Kami sangat berterima kasih atas pelatihan ini. Sangat bermanfaat untuk meningkatkan usaha peternakan lebah kami,” ujar salah satu peserta.(Saifal)

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

error: Content is protected !!