Simon : Kinerja dan Anggaran Besar Satgas Covid Karawang Dipertanyakan, RS Primaya Harus Ditindak Tegas

0
IMG-20200929-WA0040

 

Karawang, kutipan-news.co.id – Diduga tidak menerapkan protokolan kesehatan, Rumah Sakit Primaya Karawang dianggap melanggar intruksi pemerintah dalam menjalankan tugasnya.

“Saya menyaksikan dengan mata kepala sendiri bagaimana perlakuan pihak RS Primaya terhadap jenazah yang memiliki riwayat diduga terpapar COVID-19,” kata praktisi hukum Karawang, Simon Tambunan, kepada kutipan-news.co.id Senin (28/9/2020) malam.

Simon menjelaskan, jenazah dengan inisial TS (42) merupakan warga yang berdomisili luar Karawang, namun ia bekerja di sebuah proyek yang ada di Kawasan KIIC. TS masuk ke RS Primaya pada Senin (28/9/2020) siang dengan salah satu gejala sesak nafas.

“TS meninggal dunia tak lama setelah tiba di rumah sakit,” ujarnya.

Simon melanjutkan, ketika pihak keluarga ingin membawa jenazah TS pulang, tidak diperkenankan pihak RS Primaya lantaran harus lunasi administrasi perawatan.

“Tapi ketika keluarga telah lunasi administrasi, pihak RS Primaya tetap menahan jenazah TS karena dengan alasan hasil swab belum keluar, pihak keluarga pun akhirnya harus menunggu larut malam” ulasnya.

Tetapi ganjilnya, sambung Simon, sambil menunggu keluar hasil tes swab, jenazah dibiarkan disentuh dan mirisnya jenazah tersebut ditempatkan di ruang terbuka.

Tentunya hal itu janggal, karena kalau memang ada dugaan positif COVID-19 maka tentu tindakan tersebut sangat membahayakan orang yang ada disekitar jenazah yang berpeluang terjadinya penyebaran virus Corona.

Ketika ditanyakan perihal tersebut, pihak RS Primaya tidak dapat memberikan alasan dan anehnya malah pihak RS Primaya justru membolehkan jenazah TS dibawa pulang keluarga tanpa SOP atau protokol kesehatan.

“Ini kan jelas bikin kami bingung. Kalau memang jenazah diduga karena COVID-19, maka pihak RS Primaya telah lalai tidak terapkan protokol kesehatan,” tandasnya.

Simon mempertanayakan, mengapa pihak RS Primaya pada awalnya menahan jenazah dengan alasan hasil tes swab jenazah TS belum keluar.

“Jangan sampai perlakuan seperti ini terulang lagi di tempat lain, karena akan menjadi preseden buruk kedepannya, karena bisa saja timbul opini pihak RS Primaya menahannya dan menyatakan harus dilakuakan Tes swab COVID-19 atas jenazah adalah bukan demi mencegah penyebaran COVId-19 namun ada motif lain, apalagi motif ekonomi. Saya minta Gugus Tugas COVID-19 untuk memeriksa dan menindak hal ini,” tegasnya.

Sementara itu Humas RS Primaya, Riki, ketika dimintai keterangan perihal itu tidak bisa memberikan keterangan lebih detail dengan alasan dirinya sudah di rumah.

“Saya tidak tahu, sudah di rumah. Mungkin bisa langsung ke (tenaga) medis terkait,” ujarnya. (red)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

error: Content is protected !!