170 Penghuni Panti Positif Covid, Tidak Cukup Hanya dengan Pisah Ruang

0
170 Penghuni Panti Positif Covid, Tidak Cukup Hanya dengan Pisah Ruang

Foto Istimewa Dok / Jasra Putra Komisioner KPAI, Akibat kurang mematuhi protokol kesehatan,3M kurang lebih 150 penghuni panti fositif covid-19 / Kutipan-News.co.id

Kutipan-News.co.id-Perbandingan antara penghuni panti dan pendamping atau pengasuhnya yang tidak imbang, bagi Jasra sudah menjadi persoalan tersendiri dalam mencegah penularan Covid ketika terjadi di Panti.

Namun juga tidak ada pilihan bagi panti untuk mengurangi layanan, akibat penerapan 3M yang ketat. Karena mereka melayani orang-orang berkebutuhan khusus.

Satgas Covid di daerah perlu bersama-sama, memikirkan praktek baik yang bisa dilakukan bersama dalam menerapkan perlakuan khusus. Seperti panti ini, yang penerima manfaatnya orang orang berkebutuhan khusus atau disabilitas.

Karena pengasuh perlu memastikan mereka memakai masker, mencuci tangan dan menjaga jarak. Namun untuk melakukannya, orang-orang berkebutuhan khusus akan selalu bersentuhan dengan pendamping atau pengasuhnya, karena tidak mungkin untuk panti mengurangi layanannya.

Untuk itu, perlu protokol kesehatan yang memperhatikan kebutuhan pendamping ketika melakukan layanan. Jangan sampai beritanya antara yang positif covid dan negative covid sudah di pisah ruang, namun kuota pendampingnya tidak bertambah. Artinya meski sudah beda ruang, tetapi pendampingnya masih orang yang sama. Ini yang perlu di perhatikan satgas Covid di daerah.

Disinilah 3M dalam pencegahan penularan, perlu diterjemahkan lagi, karena akan sangat berbeda penerapannya di adik-adik kita yang berkebutuhan khusus di panti ini.

Perlu protokol kesehatan yang memahami kebutuhan khususnya, protokol kesehatan yang tetap mengakomodir aksesibilitas untuk menjalankan 3M namun pencegahan penularannya juga tetap berlangsung.

Sebagaimana juga dijelaskan dalam Undang Undang Nomor 8 Tahun 2016 tentang Penyandang Disabilitas yang di dalam layanannya ada unsur pemenuhan, perlindungan dan penghormatan. Yang harus menjadi pertimbangan Satgas Covid di daerah.

Untuk itu, pelaksanaan 3M perlu ada panduan standardnya dalam rangka pencegahan dalam situasi layanan khusus seperti ini. Kita berharap Satgas Covid di daerah bersama panti dapat membuat panduan 3M dalam layanan berkebutuhan khusus atau belajar dari yang sudah ada.

Siapa saja yang memegang peranan penting disana, agar pencegahan penularan tetap berlangsung. Apa yang bisa dilakukan pendamping atau personal assistant, yang tidak mungkin meninggalkan mereka yang positif covid. Tetapi tidak mungkin dihentikan layanan kebutuhan khususnya.

Namun yang perlu dukungan atau kepastian adalah, bagaimana para pendamping bekerja selayaknya tenaga kesehatan yang bisa memastikan dirinya tidak tertular, alat-alat apa yang dibutuhkan dalam menjaga semua penghuni panti. Disinilah serangkaian persiapan panti, perlu perhatian. Dan saran ahli, agar pencegahan dan pendampingan personal assistant tetap bisa dilakukan.

Melihat hal ini, maka sangat pentinglah segala upaya melindungi para penyandang Disabilitas atau orang orang berkebutuhan khusus. Agar mekanisme pencegahan penularan bisa dipastikan tahapannya berjalan, dan penyembuhan atau isolasi mandiri ke depan, untuk 170 orang dapat berjalan maksimal.

Untuk itu sangat baik, apa yang terjadi di panti, jadi momentum praktek baik, membuat sop layanan berkebutuhan khusus di masa covid, yang berorientasi layanan tetap berlangsung tetapi pencegahan juga berjalan. Misal, apakah para pengasuh membutuhkan APD, artinya disini kebutuhan APD tinggi, setiap hari idealnya berapa kali para pengasuh mengganti APD, misalnya.

Bagaimana penggunaan alat-alat makanan, apakah terpisah. Bagaimana dengan pakaian yang dicuci, apakah terpisah. Bagaimana pemakaian alat-alat panti yang lain, yang kemungkinan tidak bisa dipisahkan, karena hanya ada satu, misalnya.

Tentu masih banyak sejelimet hal teknis lainnya, yang harus dipikirkan panti. Dan akhirnya pertanyaannya, bila mesin cuci hanya satu, bagaimana. Bila tukang cucinya hanya satu bagaimana. Banyak sejumlah pertanyaan teknis, yang tidak mudah dilakukan panti untuk dipisahkan. Pertanyaan pertanyaan sederhana ini penting, agar kita tidak kecolongan dalam proses isolasi mandiri ke depan. Jangan sampai justru menambah cluster penularan.

Untuk itu penting berbagai pihak, terutama di panti, memastikan semua layanan dalam rangka penyembuhan, isolasi mandiri dan layanan warga panti, tetap berlangsung dengan baik.

Dengan tidak mengurangi layanan, namun tanpa meninggalkan mekanisme pencegahan penularan. Semoga hal ini, menjadi upaya terbaik panti dan Satgas Covid di daerah untuk melakukan serangkaian rencana ke depan.

Demikian penjelasan Jasra Putra Komisioner KPAI yang juga Sekjen Forum Nasional Panti Sosial Asuhan Anak dan Lembaga Kesejahteraan Sosial Anak.(RED)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

error: Content is protected !!