Menyoal Politik, Uang dan Judi di Pilkades Karawang

0
IMG-20210324-WA0018

Karawang, Kutipan-news.co.id- Pilkades merupakan salah satu bentuk pesta demokrasi yang begitu merakyat. Pemilu secara langsung tingkat desa ini merupakan ajang kompetisi politik yang begitu mengena kalau dapat dimanfaatkan untuk pembelajaran politik bagi masyarakat.

Pada moment ini, masyarakat yang akan menentukan siapa pemimpin desanya selama 6 tahun ke depan.

Namun sangat disayangkan, Pesta demokrasi pilkades ini tak jarang dinodai oleh politik uang untuk mengiming-ngimingi masyarakat agar memilih padanya yang tentunya sangat bertentangan dengan Demokrasi.

Bahkan yang lebih ironisnya lagi pilkades kerap menjadi ajang penjudian oleh oknum masyarakat yang tak pantasi ditiru.

Di Kabupaten Karawang sendiri ada 177 Desa yang menggelar pemilihan kepala desa, 530 calon kepala desa dan terdapat 1.990 tempat pemungutan suara yang tersebar di 177 desa yang baru saja berlangsung pada hari Minggu (21/03/2021) dan sudah ketahui siapa pemenangnya.

Dari hasil wawancara dengan Alek Sukardi, SH selaku Sekjen Apdesi Karawang, mengatakan bahwa politik, uang dan judi di Pilkades Karawang tidak bisa terpisahkan, seakan-akan sudah menjadi budaya oknum masyarakat yang turut serta mencedrai demokrasi pilkades dengan bertaruh judi.

“Politik uang dan judi didalam pilkades itu tidak bisa terpisahkan. Dari kultur budaya politik demokrasi kita, erat sekali kaitannya dengan uang,” ujar Alek belum lama ini kepada awak media.

Sedangkan di Kabupaten Karawang sendiri kata Alek, sudah nyohor (red: dikenal) di tempat lain, oknum masyaratnya yang menyatukan judi dengan demokrasi pilkades walaupun bertentangan hukum

“Kemudian di Karawang, budaya demokrasi di Karawang kaitan dengan judinya tidak bisa dilepaskan bahkan sudah nyohor kemana mana. oknum orang karawang itu selalu menyatukan judi dengan demokrasi,” tuturnya.

Lanjutnya, seakan-akan sudah tidak aneh lagi bila pesta demokrasi milai dari pilkades hingga pemilihan kepala daerah (Bupati) yang menjadi dinamika problematika demokrasi yang dinodai politik uang, dan judi.

“Jadi enggak aneh di Karawang mah nyalon bupati ada yang maen tarohan itulah karawang dengan dengan segala dinamika dan problematikanya,” pungkasnya.

(crl/hd).

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

error: Content is protected !!