Aliran Terlarang NII Kibarkan Bendera Diduga Deklarasikan Ajakan Bergabung

Garut, Kutipan-News.co.id- Belum usai penanganan baiat puluhan anak dibawah umur oleh kelompok Negara Islam Indonesia atau NII, kini kembali muncul unggahan viral atribut NII yang dibawa oleh tiga pria di Garut Jawa Barat.
Badan Kesatuan Bangsa dan Politik Garut mengidentifikasi, bahwa video dalam unggahan itu merupakan video tahun 2019 yang viral saat ini.
Dalam video tersebut, tiga pria pembawa atribut diduga anggota Negara Islam Indonesia. Selain membawa bendera yang diikat di tiang bambu, salah seorang pria ini juga mengenakan pakaian yang diduga lambang NII. Video viral tersebut diunggah oleh akun youtube bernama parkesit 82.
Selain membawa atribut, dalam video ini salah satu pria mengaku jenderal bintang tiga mengajak untuk bergabung kedalam aliran menyimpang NII.
Data yang di infentarisir oleh Badan Kesatuan Bangsa dan Politik atau Bakesbangpol Garut, bahwa insiden pembawa atribut NII terjadi di kecamatan Pasirwangi pada tahun 2019. Unggahannya viral hari ini diduga kuat untuk counter pengalihan isu, dimana Bakesbangpol bersama Majelis Ulama Indonesia dan KPAI sedang melakukan rehabilitasi terhadap para anak yang terpapar baiat NII beberapa pekan lalu.
Anak yang terpapar paham baiat NII merupakan korban dan memerlukan pendampingan khusus untuk bisa kembali ke pangkuan NKRI. Kesbangpol menilai bahwa pembawa atribut NII yang viral berbeda faksi dengan kasus NII yang berada di kelurahan Sukamantri.
“Kini Bakesbangpol bersma berbagai unsur masih fokus dalam penanganan baiat puluhan anak di bawah umur. Hingga hari ini perubahan korban sudah nampak terlihat dimana para anak sudah kembali mau masuk sekolah”, jelas Wahyudijaya, Kepala Bakesbangpol Garut.
“Rekaman yang kami terima itu rekaman 2019, pada saat sensen masih hidup, tapi kita curigai juga, kok kenapa setelah kasus Sukamentri muncul itu muncul juga, maka saya pikir ini pengalihan isu, tapi pihak polres sudah berupaya memproses kasus tersebut” lanjut Wahyu.
Hingga saat ini, motif dibalik viralnya video tersebut masih dalam penyelidikan. (Andriawan)