Ribuan Hewan Ternak Di Garut Diserang Penyakit Mulut dan Kuku

Garut, kutipan-news.co.id – Pemda Garut menyatakan kejadian luar biasa (KLB) terhadap penyakit mulut dan kuku (PMK) yang menyerang ribuan hewan di Garut. Bupati Rudy Gunawan memastikan kasusnya bisa tertangani.
“Insya Allah PMK di Garut akan terkendali,” kata Rudy kepada wartawan, Selasa (24/5/2022).
Rudy mengatakan, Pemda Garut sudah berupaya menangani PMK. Pencegahan dilakukan dengan memeriksa kondisi kesehatan hewan, penyemprotan desinfektan, hingga membatasi gerak-gerik hewan ternak.
Sedangkan langkah penanggulangan dilakukan dengan mengobati sapi-sapi yang dipastikan terpapar serta terindikasi terjangkit PMK. Pemda Garut sendiri saat ini sedang berupaya mencairkan Biaya Tak Terduga (BTT) untuk membantu meringankan beban para peternak yang sapinya mati gegara PMK.
“Yang peternak hewan sapi misalnya, yang sapinya mati, kita akan bernegosiasi memberikan ganti rugi. Tapi ganti rugi itu dilakukan tidak seharga sapi misalnya. Kita memberikan bantuan,” ungkap Rudy.
Penyakit mulut dan kuku sendiri saat ini merebak di Kabupaten Garut. Jumlah hewan yang terpapar penyakit ini makin banyak. Data terbaru yang dihimpun dari Pemda Garut, tercatat hingga Senin (24/5/200), Dinas Peternakan menyatakan ada 978 hewan yang terindikasi terpapar PMK.
Rinciannya, 728 ekor sapi potong, 170 ekor sapi perah, dan 80 ekor domba. Rudy mengklaim dari nyaris 1.000 hewan yang terpapar PMK, 200 di antaranya berhasil disembuhkan. Sedangkan sapi yang mati hingga kini diketahui berjumlah 12 ekor.
Pemda akhirnya memutuskan untuk menetapkan status KLB terhadap PMK hewan di Garut. Penanganan wabah ini kemudian melibatkan berbagai pihak termasuk TNI dan Polri.
Jajaran Polres Garut mengerahkan Tim Satgas Pangan untuk membantu mengatasi permasalahan ini. Kapolres AKBP Wirdhanto Hadicaksono mengatakan, Tim Satgas Pangan segera bertugas di tengah-tengah masyarakat.
Ada beberapa tindakan yang mereka ambil. Pertama, Tim Satgas Pangan mengkoordinir aduan masyarakat di tingkat desa. Bhabinkamtibmas Polri akan membuat WhatsApp Group (WAG) sebagai wadah koordinasi antara peternak dengan pemerintah.
“Kami mengedepankan Bhabinkamtibmas bekerja sama dengan kepala desa, untuk membuat WAG di masing-masing desa dengan masyarakat yang memiliki hewan ternak supaya bisa sebagai wahana sebagai sosialisasi kepada masyarakat serta kondisi-kondisi darurat masyarakat. Misalnya ada hewan yang sakit, jadi habis itu kita bisa mengarahkan untuk isolasi dan sebagainya,” kata Wirdhanto, Selasa siang.
Wirdhanto menjelaskan, Tim Satgas Pangan juga akan melakukan langkah preventif dengan melakukan pengawasan terhadap aktivitas keluar-masuk hewan di Garut.
“Kami lakukan langkah-langkah penyekatan di jalan untuk mengantisipasi apabila memang ada hewan ternak yang berasal dari luar kota menuju Garut, maupun sebaliknya. Itu harus dilengkapi dengan SKKH (Surat Keterangan Kesehatan Hewan),” kata Wirdhanto. (red)