Petugas PPL Pasirmulya Ajak Para Petani Waspadai Hama Di Musim Penghujan

0
IMG_20241202_154712_984

Karawang, Kutipan-news.co.id – Musim tanam di musim penghujan ini terjadi kelembaban yang sangat tinggi, sehingga populasi berbagai jenis hama meningkat dari biasanya. Petugas PPL Desa Pasirmulya laksanakan kunjungan ke Kelompok Tani dalam upaya pengendalian organisme pengganggu tanaman.

Kegiatan tersebut dipandu oleh Petugas Penyuluh Pertanian Lapangan (PPL) Dara yang didampingi Pendamping Desa Cicih Komalasari. Dihadiri oleh Kelompok Tani Mekar Jaya dan Kelompok Tani Mekar Sari, yang bertempat di rumah RT. Hasan di Dusun Kaliaren, Desa Pasirmulya, Kecamatan Majalaya, Kabupaten Karawang pada Senin (02/12/24).

Ketua Kelompok Tani Mekar Jaya Sadim saat diwawancara usai kegiatan mengatakan, saya ucapkan terimakasih mewakili para petani, barusan ada kunjungan dari PPL Desa Pasirmulya, kami sebagai Ketua Kelompok sangat mengharapkan bimbingan dari beliau (Petugas PPL), katanya.

“Mudah-mudahan kedepannya untuk Desa Pasirmulya ini supaya para petani nya betul-betul berhasil, sementara ini dikarenakan yang sudah-sudah agak mengurang hasil panennya,” lanjutnya.

Semoga kedepan sangat memuaskan dengan adanya bimbingan dari petugas PPL Pasirmulya sekaligus dari pamong desanya hadir, tuturnya.

Kendala yang dihadapi petani pertama masalah pupuk tentang penebusannya atau pembeliannya harus betul-betul nyata sawah sendiri. Kadang-kadang ada yang mengontrak itu sangat sulit, katanya.

Mungkin setelah ini sudah dikasih tahu sama Ibu Penyuluh bisa dan gampang untuk penebusan pupuk. Untuk Desa Pasirmulya mudah-mudahan ke depannya jangan dipersulit lagi untuk para petani, tandas Sadim.

Ditempat yang sama Petugas PPL Dara menjelaskan, yang disampaikan masalah asuransi jadi petani dianjurkan untuk mengasuransikan areal sawahnya untuk antisipasi kerusakan.

Saat panen, lanjut Dara, terkena puso ada penggantian.

“Kemudian tentang teknik budidaya yang sebetulnya biasa dilakukan oleh petani tetapi tetap kena hama penggerek jadi tetap harus direfresh supaya petani kembali melaksanakan anjuran-anjuran yang dianjurkan oleh Dinas Pertanian,” ungkapnya.

Kemudian yang biasa dilakukan budaya lokal kalakumarang atau tradisi gotong royong membasmi tikus bersama-sama meskipun ada burung hantu tetapi kebiasaan baik yang dilakukan sebelum musim tanam yaitu kalagumarang tetap dilakukan minimal satu kali satu musim, jelasnya.

Dara menerangkan, pokok utama tentang teknik budidaya, perbaikan dan kelemahan-kelemahan. Petani kan biasanya sudah nyemprot tidak ada pengamatan sebelumnya, jadi misalnya tetangganya nyemprot wereng ikut-ikutan padahal belum tentu dipadinya ada wereng, terangnya.

“Jumlah volume semprot yang biasanya tidak dilaksanakan sesuai anjuran, ajurannya itu seharusnya 350 sampai 500 liter per hektar petani hanya dibawah 200 liter dan itu sangat jauh, harusnya tapis atau sampai bucis ini tidak,” tandasnya.

Sehingga hamanya tidak semua kena semprotan dari vektisida tersebut, lanjutnya.

Itu kelemahannya dan selalu diingatkan kepada para petani untuk observasi benih, pemilihan benih sekiranya beli di kios itu benihnya terjamin bagus tetapi tetap harus dipilah belum tentu semuanya bernas jadi itu harus kembali diingatkan, ungkap Dara.

Dengan penyuluhan ini diharapkan kita bisa membangkitkan minat keterampilan petani dalam melaksanakan anjuran-anjuran tadi, harapnya.

Dara melanjutkan, terutamanya masalah observasi benih, pengamatan sebelum penyemprotan, pemungutan kelompok telur, pembuatan bungbung observasi untuk mengurangi serangan hama penggerek itu yang paling penting yang harus dilaksanakan dimusim ini, karena musim hujan ini serangan penggerek pasti lebih tinggi dibanding musim kemarau, pungkas Petugas PPL diakhir wawancara. (red)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

error: Content is protected !!