RSU Fikri Medika Diduga Lakukan Malpraktek Hingga Korban Meninggal Dunia

Oplus_131106
Karawang,Kutipan-news.co.id – Pihak manajemen Rumah Sakit Umum (RSU) Fikri Medika yang berlokasi di Jalan Raya Kosambi-Telagasari, Klari Karawang, Jawa Barat hingga kini masih bungkam.
Pasalnya, para awak media yang datang langsung ke RS tersebut untuk mengkonfirmasi sampai dua hari tak kunjung mendapat respon.
Awal kedatangan awak media ke rumah sakit diminta surat resmi oleh pihak RS, keesokan harinya, untuk kedua kalinya beberapa awak media mendatangi RS tersebut, seraya membawa surat permohonan konfirmasi resmi kepada pihak RS, pada Selasa (22/4/2025).
Setelah bertemu pihak Security yang berjaga di depan pintu masuk loby dengan memberikan surat permohonan konfirmasi.
Tak lama kemudian, awak media diketemukan oleh seorang costumer servis bernama Tasya, Tasya menyampaikan jika awak media bisa datang lain kali dikarenakan manajemen sedang sibuk dan ada giat di luar.
“Mohon maaf dikarenakan manajemen sedang ada kegiatan di luar, bapak ibu bisa datang lagi lain kali. Atau bisa menghubungi nomor hot line service Rumah Sakit Fikri,” ucapnya seraya menyodorkan selembar brosur dan menunjukkan nomor telepon hot line costumer service, Selasa (22/4/2025).
Tak sampai disitu, awak media pun mencoba menghubungi nomor whatsapp hot line servis RS tersebut, dan sampai berita ini ditayangkan pihak rumah sakit belum juga kunjung memberikan penjelasan.
“Mohon ditunggu ya kak akan kami konfirmasikan terlebih dahulu kepada unit terkait. Untuk kejelasan informasinya mohon ditunggu konfirmasi dari pihak RS ,” tulisnya, Rabu (23/4/2025).
Sebelumnya di kabarkan viral di sosial media grup facebook seorang karyawati berinisial K J meninggal setelah di lakukan operasi di RSU Fikri Medika.
Diketahui, K J merupakan seorang pekerja wanita di PT Chang Shin, yang berlokasi di wilayah Gintung Kerta.
Dari informasi yang masuk ke redaksi, K J meninggal dunia setelah sebelumnya mengalami kecelakaan kerja.
Karyawati operator produksi yang sudah bekerja selama sekitar 6 tahun lamanya itu, terpotong ruas tiga jari tangan kirinya pada saat bekerja namun tidak sampai terputus.
Lalu oleh pihak perusahaan K J dibawa ke Rumah Sakit untuk diobati lukanya (dijahit dan dipasang pen). Ironisnya , setelah pihak rumah sakit melakukan pembiusan dan operasi, K J justru meninggal dunia.
Menurut pihak keluarga, usai dioperasi, almarhumah K J langsung mengalami pendarahan dari hidung dan mulutnya lalu meninggal dunia saat itu juga.
Informasi adanya dugaan malpraktik di Rumah Sakit swasta tersebut, seolah dibenarkan oleh seseorang yang mengaku sebagai teman namun sudah seperti saudara dengan almarhumah.
Dalam unggahan status Facebooknya di Group Karawang Info, akun @Ryo Ajie menuliskan,
“Assalamualaikum. Punten ka sadaya warga karawang. Abi info urusan penting jeung sebenerna kudu ditindaklanjuti ku pihak pihak terkait. Iyeu teh babaturan tapi tos jiga dulur sorangan.
Kronologis kecelakaan kerja di PT Chang Shin di Klari jari tangan kiri anu tilu potong kedah dijahit, posisi harita keadaan sehat pisan, dicandaklah ka RS.FIKRI KOSAMBI sore eta, pas di RS di bere saran tah buru2 di operasi, nu anehna deui tangan nu di operasi tapi nu di bius sa kabeh2 awak
Asa karunya ningalna, beres operasi ujug2 muntah darah ti hidung jeung ti mulut te lami dulur abi dinyatakan meninggal dunia, tah nepi si darah eta pas dimakamkeun ge masih kaluar.
Sebenerna nu kie wajar apa hente sih?Ditambah ti pihak RS.Fikri ngan merekeun surat kematian hungkul ka keluarga, te aya rekam medis atawa berkas nu lainna pan kuduna aya.
Tapi abi te aya kuasa nanaon didie teh makana mudah2an dikarawang info iyeu aya tindakan ti pihak pihak terkait.
Sugan ti media, jeung kepolisian atawa dinas kesehatan kab.karawang tiasa menindaklanjuti, masalahna ti awal keluarga tatanya ka pihak RS. Fikri hanya diam seribu kata weh te aya penjelasan nu jelas.
Sementara itu, humas PT. Chang Shin Indonesia ketika dikonfirmasi lebih lanjut, memberikan sebuah pernyataan resmi dari pihak perusahaan.
Perusahaan sedang melakukan investigasi dengan ketat atas insiden yang dialami Kintan di bagian Plant D Line 28.
Invetigasi juga dilakukan bersama pihak berwenang, yaitu Unit Pelaksana Teknis Pengawasan Ketenagakerjaan (Wasnaker) yang ikut mengecek mesin produksi dan aspek K3 perusahaan.
“Kita juga berkoordinasi dengan pihak kepolisian dalam menyikapi insiden ini,” ujar Yun Jung Hyun, Manajer Departemen Health Savety and Environment Chang Shin Indonesia, Rabu ( 23/4/2025).
Jung Hyun menuturkan, seluruh pihak di CSI termasuk jajaran manajemen saat ini sedang berduka. Manajemen Chang Shin tidak ingin insiden serupa kembali terulang, apalagi hingga menyebabkan kehilangan jiwa.
“Karena itu manajemen sedang memeriksa kondisi seluruh mesin secara inensif di seluruh pabrik untuk mencegah insiden tersebut terulang,” kata Jung Hyun.
Perusahaan juga memberikan seluruh hak korban sebaik-baiknya, termasuk layanan BPJS dan dukungan moril maupun materil.
“Perusahaan berharap semua pihak tidak menyebarkan informasi pribadi korban dan segala rumor dan konten yang tidak valid tentang Chang Shin Indonesia. Perusahaan mempertimbangkan Tindakan hukum untuk pelanggaran tersebut,” kata Jung Hyun.
Kintan mengalami insiden kerja pada pukul 08.50 WIB. Tak sampai lima menit, korban telah dibawa ke klinik perusahaan untuk mendapat perawatan awal. Di klinik, luka di jari kintan telah mendapat perawatan awal sesuai ketentuan medis.
Sekira pukul 09.15 WIB, rekan kerja kami dipercayakan kepada rumah sakit Fikri Medika untuk ditangani lebih lanjut. Di rumah sakit tersebut, rekan kerja kami mendapat tindakan medis. Namun beberapa jam kemudian, kabar tak diinginkan datang, rekan kerja kami dinyatakan mangkat.
“Seluruh jajaran manajemen dan karyawan CSI turut berduka atas insiden ini,” kata Jung Hyun.
Sebagai informasi tambahan, kematian dan kecelakaan tidak memiliki hubungan langsung. Untuk mengetahui penyebab kematian secara rinci, diimbau untuk menghubungi rumah sakit Fikri Medika.
Upaya konfirmasi kepada pihak-pihak terkait pun masih terus di lakukan, hingga berita ini diterbitkan. (red)