Gegara Proyek Pengerukan Irigasi di Desa Sindangkarya, 6 Warga Jadi Korban Kecelakaan

Karawang,Kutipan-news.co.id-Pekerjaan normalisasi saluran irigasi di Dusun Tamiang, Desa Sindangmulya, Kecamatan Kutawaluya, Karawang, mendapat kecaman dari warga setempat.
Pasalnya, aktivitas pengerukan dan pembuangan tanah basah di bahu jalan justru menimbulkan bahaya baru bagi para pengguna jalan.
Seorang warga yang enggan disebutkan namanya dan hanya berinisial IS, mengungkapkan bahwa sejak pekerjaan dimulai sekitar satu bulan lalu, setidaknya enam pengendara motor telah mengalami kecelakaan akibat permukaan jalan yang licin dan tidak rata.
Tanah hasil pengerukan yang dibuang oleh operator excavator ke bahu jalan masih basah dan akhirnya merembes ke tengah jalan, mengganggu keselamatan lalu lintas.
“Saat ini sudah ada enam orang yang kecelakaan karena jalan menjadi licin. Tanah dari irigasi yang dibuang ke bahu jalan itu basah, sampai akhirnya merambat ke tengah jalan dan membahayakan pengendara,” kata IS kepada awak media, Selasa (23/9/2025).
IS juga mengkritik kinerja operator alat berat yang dianggap sembrono dan tidak mengindahkan keselamatan warga serta pengguna jalan. Menurutnya, pembuangan tanah tanpa pengelolaan yang baik menjadi penyebab utama kondisi berbahaya ini. Dan ia juga sangat menyayangkan operator tersebut terkadang bekerja hingga malam hari.
“Saya menilai operator beko hanya membuang tanah basah sembarangan di pinggir jalan tanpa mempertimbangkan keselamatan orang lain. Ini sangat membahayakan,” lanjut IS.
Meskipun demikian, IS mengapresiasi upaya Pemerintah Kabupaten Karawang yang tengah melakukan normalisasi guna meningkatkan kualitas irigasi. Namun, ia menekankan agar proses pengerjaan tidak mengorbankan keselamatan warga.
“Saya sangat mendukung proyek ini, tapi tolong jangan sampai ada korban kecelakaan karena pekerjaan ini. Keselamatan warga harus jadi prioritas,” tegasnya.
Selain masalah teknis di lapangan, warga juga mengeluhkan minimnya transparansi proyek. Tidak adanya papan informasi atau papan nama pekerja di lokasi pekerjaan menimbulkan pertanyaan terkait pengelolaan anggaran yang bersumber dari pajak rakyat.
“Warga kecewa karena tidak ada papan nama proyek atau pekerja. Ini penting supaya anggaran yang dipakai jelas dan bisa dipertanggungjawabkan,” pungkasnya.
Upaya konfirmasi kepada pihak-pihak terkait pun masih terus di lakukan hingga berita ini diterbitkan.(red)