Peringati Harganas ke-27, DPPKB Purwakarta Sosialisasikan 1000 HPK

0
DPPKB Purwakarta 2

Laporan: Rohman.

Purwakarta, kutipan-news.co.id – Pasca pelayanan sejuta akseptor dalam peringatan Hari Keluarga Nasional (Harganas) ke-27, Dinas Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (DPPKB) Kabupaten Purwakarta, kembali gencar melakukan kegiatan sosialisasi Program Prioritas Nasional (Pro PN) 1000 Hari Pertama Kehidupan (HPK). Selasa, (14/7/2020).

Kepala DPPKB Kabupaten Purwakarta, H.Nurhidayat mengatakan, sosialisasi  tersebut dilakukan dalam rangka untuk memberikan edukasi kepada para petugas lini lapangan progam Keluarga Berencana (KB), untuk disampaikan kembali kepada ibu-ibu dilapangan terkait dengan 1000 HPK.

“Supaya kita bisa merencanakan keluarga kita, supaya hamil harus direncanakan, terus ketika hamil harus diberikan asupan gizi yang baik kepada ibu hamil supaya fisik dan otak janin dapat bertumbuh dengan baik,” terangnya.

Ditambahkannya, Kalau makanan tidak bergizi maka pertumbuhan otak anak menjadi rendah, dan akan menghasilkan generasi muda yang tidak berkualitas.

“Pondasi utama kehidupan manusia di masa depan dapat dipengaruhi oleh pengasuhan pada 1000 Hari Pertama Kehidupan, yang dimulai sejak awal konsepsi atau selama 270 hari masa kehamilan serta 730 hari setelah lahir (hingga anak berusia 2 tahun),” kata H.Nurhidayat.

Dikatakannya, Pada periode tersebut terjadi perkembangan otak, pertumbuhan badan, perkembangan sistem metabolisme tubuh dan pembentukan sistem kekebalan tubuh yang begitu cepat.

“Selain itu, 200 hari sebelum terjadinya konsepsi (pembuahan), harus dipersiapkan dengan baik seperti meminum vitamin yaitu asam folat, DHA, dan B3.” paparnya.

Kemudian, pihaknya juga menyebutkan, Sosialisasi 1000 HPK tersebut, sasarannya yakni ibu hamil dan ibu yang memiliki bayi dibawah dua tahun.

“Untuk di Purwakarta ini ada sekitar 34.116 sasaran yang harus diberikan sosialisasi terkait 1000 HPK ini,” ungkapnya.

Ia juga menambahkan, dengan sosialisasi tersebut, diharapkan dapat menciptakan keluarga yang lebih berkualitas dengan menekan angka stunting, kematian ibu dan anak, angka kemiskinan, angka gizi buruk, dan masalah lainnya.

“Tapi kami hanya bermain pada tataran tindakan preventif, kami bukan kuratif, kuratif ada di sosial kesehatan, kami hanya preventif saja, ibu boleh hamil tapi harus jaga jarak, tidak boleh terlalu muda, jadi kami hanya bisa memberikan edukasi saja,” pungkasnya

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

error: Content is protected !!