Para Guru Kecewa Akibat Ketua PGRI Tidak Transparan Soal Penggunaan Anggaran
KARAWANG, kutipan-news.co.id – Ketidak terbukannya Ketua Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI) Kabupaten Karawang Nandang Mulyana terhadap pengelolaan keuangan PGRI baik dari iuran guru yang ditarif uang sebesar Rp 10 ribu rupiah perbulan dan pembangunan klinik mendapat perhatian dari berbagai pihak.
Seperti yang dikatakan oleh salah satu guru yang memita untuk tidak disebutkan namanya mengatakan, bahwa penggunaan anggaran baik pemasukan ataupun pengeluaran itu sama sekali tidak jelas perutukannya. Seharusya ada keterbukaan yang perlu diterapkan agar tida terjadi kesalahpahaman.
“Apa sih ya emang gak jelas, setiap bulan aja kita harus bayar tapi tidak ada program atau kepentingan yang baik buat para guru,” katanya saat bercerita Jumat (4/10/19).
Selain itu saat dimintai tanggapan tentang adanya pembangunan kliniik di PGRI pun dirinya sama sekali tidak mengetahui. Padahal sekecil apapun program yang akan dijalankan tersebut harus ada informasi yang sampai secara meyeluruh. ” Saya malah gak tahu tuh,” akunya.
Sementara menurut aktivis pendidikan, Agus Supriyadi sangat menyayangkan tidak adanya transfaran anggaran yang terjadi di sebuah organisasi guru terbesar di tingkat Kabupaten itu. Apalagi jika dikaitkan dengan nasib para guru honorer yang seakan kurang mendapatkan perhatian dari pemerintah. ” Sayang sekali yah dimana seharusnya dunia pendidikan semakin berkembang, namun nasib para guru sangat memprihatinkan,” ungkapnya penuh kecewa.
Padahal kata dia ada anggaran yag turun dari pemerintah untuk kepentinggan PGRI di Kabupaten Karawang sebesar 200 juta lebih. Seharusnya diibalik berbagai permasalahan para guru harus bisa terjawab. Dan tugas ketua jangan hanya menghindari masalah dengan pergi seakan tidak bertanggung jawab. ” Sebagai ketua berilah contoh yang baik dan selalu bersikap terbuka kepada semua pihak agar tidak terjadi kesalahpahaman,” pesannya.
Laporan : Ana
