Bandung, kutipan-news.co.id –
Memasuki era digital 4.0, instruktur Balai Latihan Kerja (BLK) Lembang Kementerian Tenaga Kerja Republik Indonesia, berinovasi ciptakan teknologi pertanian Smart Farming, dengan dukungan penuh Kepala BLK Lembang.
Iwan Hermawan pencipta sistem Smart Farming memaparkan, cara kerja teknologi pertanian berbasis digital ini adalah adanya beberapa sensor yang dipasang pada areal pertanian, melalui sensor tersebut dapat bekerja yang dapat dimonitoring melalui smartphone.
“Cara kerja Smart Farming ini kita pasang beberapa sensor dibeberapa lahan pertanian. Terdiri dari sensor kelembaban udara, kelemababan tanah dan beberapa sensor lainya. Ini yang dapat bekerja, nanti kita dapat monitoring dari teknologi android. Selain dari pada itu, kita menerapkan internet of Thing. Penyiraman dan pemupukan melalui kendali smartphone,” Paparnya.
Menurutnya, selain efisiensi waktu, sistem pertanian ini akan membantu meningkatkan produktifitas petani, sehingga petani dapat memanfaatkan waktunya untuk melalukan pekerjaan lain.
“Efisiensi waktu akan jauh berkurang. Dengan luasanya area pertanian akan memakan waktu, namun dengan ini dapat diselesaikan hanya beberapa menit saja, contoh areal 100 meter proses pemupukan dan penyiraman dengan sistem smart farming hanya memakan tiga menit saja,”
Iwan mengungkapkan, untuk dapat mengaplikasikan Smart Farming dibutuhkan perangkat controling dan instalasi irigasi.
“Perangat yang lainya. Kita perlukan provider internet fungsi untuk olah data. Data akan ditransmisikan melalui internet, dapat dimonitoring dan kontroling melalui gadget” ujarnya.