Sri Mulyani Siapkan Rp 60,5 T untuk Vaksin Covid-19 di Tahun 2021

0
IMG_20201207_180836

Jakarta, kutipan-news.co.id – Menteri Keuangan Sri Mulyani menyiapkan anggaran Rp60,5 triliun untuk pengadaan dan distribusi vaksin corona atau covid-19 di Indonesia.

Anggaran ini merupakan lanjutan dari pengadaan vaksin yang baru saja masuk ke Indonesia sebanyak 1,2 juta dosis pada Minggu (6/12) malam.

“Total anggaran kesehatan mencapai Rp169,7 triliun (untuk 2021), di mana untuk pengadaan vaksin dan penanganan covid-19 sebesar Rp60,5 triliun,” terang Ani, sapaan akrabnya saat konferensi pers virtual terkait kedatangan vaksin covid-19, Senin (7/12).

Secara rinci, Ani menjelaskan rencana penggunaan alokasi dana tersebut. Pertama, senilai Rp18 triliun untuk pengadaan vaksin corona tahap selanjutnya.

Kedua, antisipasi imunisasi dan program vaksinasi mencapai Rp3,7 triliun. Ketiga, pengadaan sarana dan prasarana laboratorium vaksin mencapai Rp1,3 triliun.

Keempat, dana untuk penelitian dan pengembangan serta tes PCR yang dilakukan Kementerian Kesehatan Rp1,2 triliun. Kelima, untuk evalusi Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) Rp100 miliar.

BPOM bertugas untuk mengevaluasi mutu, keamanan, dan efektivitas vaksin sebelum didistribusikan ke masyarakat.

Selain itu, dana juga akan digunakan untuk cadangan iuran Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) kelas III.

“Dana pengadaan (vaksin) direncanakan berjalan selama beberapa tahun, dari tahun ini, 2020, hingga 2021 dan 2022 sesuai kebutuhan,” jelasnya.

Sementara tahun ini, pemerintah menyediakan dana Rp96,17 triliun untuk sektor kesehatan di program Penanganan Covid-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional (PC-PEN) mencapai Rp695,2 triliun.

Dari total dana itu, sebanyak Rp35,1 triliun khusus untuk pengadaan dan distribusi vaksin.

Dari alokasi itu, Kementerian Kesehatan sudah membelanjakan Rp637,3 miliar untuk pengadaan vaksin. Dana ini termasuk 1,2 juta dosis vaksin yang sudah masuk pada Minggu malam.

Totalnya, dana ini akan cukup untuk 3 juta dosis vaksin covid-19 dari Sinovac, perusahaan farmasi China yang bekerja sama dengan Indonesia. Selain itu, juga sudah termasuk 100 ribu dosis vaksin dari CanSino.

Realisasi anggaran vaksin juga sudah dibelanjakan untuk pendukungnya, seperti pembelian jarum suntik, alcohol swab, dan safety box mencapai Rp277,45 miliar.

Lalu juga untuk pembelian tempat pendingin berupa vaksin refrigerator 249 unit, cold box 249 unit, alat pemantau suhu 249 unit, vaccine carrier 489 unit, dan Alat Pelindung Diri (APD) Rp190 miliar.

Sementara, anggaran persiapan dan pelatihan distribusi seluruhnya masuk anggaran Kementerian Kesehatan.

Realisasi anggaran kesehatan juga digunakan untuk dukungan jaringan 10.134 puskesmas, 2.877 rumah sakit, dan 49 Kantor Kesehatan Pelabuhan (KKP).

DISCLAIMER: Hingga saat ini, belum diketahui data keamanan dan efikasi (kemanjuran) dari uji klinis tahap ketiga Vaksin Sinovac. Hal ini berbeda dari Pfizer yang telah mengeluarkan data efikasi yaitu 90 persen efektif, dan Moderna dengan klaim tingkat efektifitas hingga 94,5 persen.

Di Indonesia, uji klinis Vaksin Sinovac bekerja sama dengan Bio Farma dan Universitas Padjajaran baru tuntas pada Mei 2021 dan laporan awal pada Januari 2021. (red)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

error: Content is protected !!