Nurul Arifin Ungkap Cita-cita Mendiang Maura Magnalia Ingin Jadi Dosen Seperti Sang Kakek

0
IMG-20220125-WA0012

Jakarta, Kutipan-news.co.id – Nurul Arifin mengungkapkan mendiang Maura Magnalia bercita-cita ingin menjadi dosen. Cita-cita itu karena ingin mengikuti jejak ayahnya Mayong Suryolaksono.

“Dia pengen jadi dosen. Sebelum pandemi kan dia ngajar ekskul tentang sains dan dia menemukan passionnya di situ. Jadi ngajar kayak bapak nya lah demennya, ngajar dia cita-citanya mau jadi dosen kan gitu,” kata Nurul Arifin di rumahnya, Kawasan Cinere, Depok, Jawa Barat pada Selasa (25/1/2022).

Mayong yang berada di samping Nurul Arifin mengakui anak sulungnya itu memang berbeda komunikasi dengan kedua orang tuanya. Kadang yang mengerti perasan Maura adalah sang adik, Melkior Mirari Manusakri.

“Kan beda ya komunikasi dengan ibunya dalam hal apa, dengan ayahnya dalam hal apa ke saya dia dekat sekali kemudian cerita banyak hal tentang kekhawatiran dia. Kemudian juga tidak terlalu mendalam. Dengan adiknya sangat dekat karena mereka hanya berdua kan, mungkin adeknya yang lebih memahami kakaknya. Kalau ada kesalahan yang bisa ngasih tau dia ya adeknya,” papar Mayong.

Nurul juga menyebut akhir-akhir ini Maura banyak mengalami tekanan hidup. Hal itu diperparah lantaran pandemi, sehingga Maura juga tak banyak berekspresi.

“Jadi apa yang saya lihat sekarang memang ini bentuk frustasi ya, ada unsur akibat dari pandemi kan banyak larangan ini itu membuat dia tidak bisa bebas berekspresi, berteman, jadi kelihatannya frustasinya agak dalam. Dia itu under pressure,” kata Nurul Arifin.

Nurul juga menyebut Maura sempat ada niatan meluncurkan sebuah buku yang mengggambarkan pemberontak dan antimainstream. Sebelum meninggal Maura juga disebut sempat mendengarkan lagu metal.

“Tahu dia selalu bicara apa yang dikerjakan. Belum dapat penerbit karena bukunya kontroversial. Dia anaknya nyentrik, dengerin lagunya aja semalam lagu metal yang ibu nggak pernah dengar. Menurut dia itu soal sosial demokrat. (Soal buku) penggambaran dirinya. Buat saya dia pemberontak, anti manistream,” ungkap Nurul.

“Dia belajar S2 di Sydney University Social Culture, kebudayaan masa kini yang nerobos segala macam. Dia berminat dengan hal seperti itu,” pungkas Mayong.(red)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

error: Content is protected !!