BRIN Akui Awal Ramadhan dan Idul Fitri 2022 Diperkirakan Terjadi Perbedaan

0
WhatsApp Image 2022-03-24 at 19.53.49

Jakarta, Kutipan-news.co.id – Puasa Ramadan 2022 ditunggu seluruh muslim di Indonesia dan dunia. Hal ini tidak mengherankan karena Ramadan adalah bulan suci yang bertabur rizki dan ampunan dari Allah SWT seperti disebutkan dalam Al Quran dan hadits.

Penentuan awal puasa Ramadhan 2022 di Indonesia dilakukan melalui sidang isbat, yang menyatukan metode hisab dan rukyat. Dalam beberapa tahun ini, kedua metode tersebut digunakan dalam menetapkan awal Ramadan dan Idul Fitri yang sama.

Namun untuk awal puasa Ramadan 2022 dan Idul Fitri kemungkinan ada perbedaan. Hal ini terkait dengan perubahan penetapan kriteria hilal hasil kesepakatan Menteri Brunei Darussalam, Indonesia, Malaysia, dan Singapura (MABIMS) pada 2021.

“Awal Ramadan akan terjadi perbedaan. Berdasarkan kriteria MABIMS dan nanti dibuktikan dengan rukyat, maka 1 Ramadan kemungkinan jatuh pada Minggu (3/4/2022),” ujar peneliti astronomi BRIN Prof Thomas Djamaluddin pada Webinar Penentuan 1 Ramadhan 1443 H dan Khazanah Kalender Nusantara, Kamis (24/3/2022).

Dalam acara yang disiarkan melalui channel YouTube OFFICIAL TVMUI tersebut, juga disampaikan penentuan puasa Ramadhan 2022 dengan metode hisab. Perhitungan dengan metode tersebut menetapkan awal Ramadhan adalah Sabtu (2/4/2022).

Artinya, penetapan Idul Fitri 1 Syawal 1443 H dengan metode hisab adalah pada Senin (2/5/2022). Sedangkan Malaysia dan Singapura yang tergabung MABIMS menetapkan Idul Fitri 2022 adalah pada Selasa (3/5/2022), berbeda satu hari dengan metode hisab.

“Indonesia ada peluang Idul Fitri 1443 H pada Selasa (3/5/2022). Di Sumatera ada perhitungan dengan elongasi 6,4 derajat namun tentunya dikonfirmasi lebih dulu dengan rukyat,” ujar Thomas.

Dikutip dari situs Kemenag, MABIMS menetapkan kriteria penetapan awal bulan Hijriah adalah ketinggian hilal 3 derajat dan elongasi 6,4 derajat. Aturan ini mengubah ketentuan sebelumnya yang menyatakan yaitu ketinggian hilal dua derajat dan elongasi 3 derajat.

Menurut Thomas, kriteria MABIMS didasarkan atas data astronomi internasional. Melihat hilal dengan ketinggian dua derajat sesungguhnya sangat sulit dan berisiko terganggu faktor lain, misal cahaya senja (syafak) yang lebih terang dari hilal.

Tentunya, perbedaan awal Ramadan 2022 yang bisa saja muncul tak perlu dipermasalahkan. Puasa Ramadan dan Idul Fitri 1443 H/2022 tetap bisa dilakukan dengan penuh khidmat, saling menghormati, dan berharap ampunan serta berkah Allah SWT.(red)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

error: Content is protected !!