Ajaib! Seorang Bocah Berhasil Selamat Dari Serempetan Kereta Api

0
WhatsApp Image 2022-05-10 at 15.18.24

Bandung, Kutipan-news.co.id- Sahrul Mubarok bocah 6 tahun, warga Rancaekek Kabupaten Bandung terserempet kereta api. Nyawanya selamat meski sempat terluka.

Saat kejadian, dia sempat dibawa ke rumah sebelum dibawa ke rumah sakit. Enih (65), mengaku tak menyangka cucunya selamat dari kejadian tersebut. Seusai kejadian, dia bahkan tak tega melihat cucunya berlumuran darah.

“Saat itu darah dari kepalanya terus mengalir, hingga menutupi mukanya,” ujar Enih, saat ditemui di rumahnya, yang berada di Kampung Gandok RT 03, RW 5, Rancaekek, Kabupaten Bandung, Senin (9/5/2022).

Enih mengatakan, bahkan darah cucunya saat itu, hingga berceceran di rumahnya.

“Saya sampai mengelap mukanya dengan kain karena saking ingin melihat mukanya,” kata Enih, sambil menatap Sahrul, yang sedang duduk di dekatnya.

Saat itu, kata Enih, ia sudah pasrah melihat kondisi Sahrul.

“Bahkan orang juga banyak yang bilang, tak menyangka bisa melihat lagi Sahrul,” kata dia.

Menurut Enih, sebelum dan seusai kejadian tak ada perubahan terhadap sahrul terkait ingatannya.

“Namun, setelah kejadian dia lebih cepat emosional, kalau diganggu saat bermain,” katanya.

Enih mengatakan, kini Sahrul tetap aktif, namun ia sangat khawatir kalau Sahrul jatuh, mengingat luka yang dialaminya. Enih berharap, Cucunya bisa segera pulih.

Di lokasi Sahrul terserempet kereta api, di Kampung Gandok, Rancaekek, ternyata sering kejadian hal serupa. Sahrul harus menjalani operasi di kepala karena tempurung kepala retak.

Menurut Ayah Sahrul, Engkos (40) sebelum kejadian yang menimpa anaknya, di daerah tersebut, sudah beberapa kali terjadi kecelakaan, bahkan mengakibatkan korban jiwa.

“Kejadian terakhir, sebelum anak saya, sekitar tahun lalu, kalau gak salah, korbannya tiga orang meninggal dunia,” kata dia.

Di daerah tersebut tak ada palang pintu kereta api, rambu, atau benteng penghalang antara permukiman dengan rek kereta api.

“Hampir setiap tahun, ada korban di daerah sini,” kata Engkos.

Khususnya di Kampung Gandok tak ada palang pintu yang sifatnya preventif, dari PT KAI, untuk memberikan rambu-rambu, mengadakan petugas yang berjaga, atau palang pintu.

“Sehingga jangan sampai terjadi kembali hal seperti ini karena menurut informasi dari warga sekitar, hampir setiap tahun memakan korban. Ada juga yang sampai meninggal dunia di tahun-tahun sebelumnya,” katanya.

Di tempat kejadian yang menimpa Sahrul, tak ada palang pintu, penghalang, atau rambu-rambu. Di sebelah barat dari tempat kejadian, sekitar 100 meter, memang ada palang pintu, tapi itu merupakan swadaya masyarakat.(red)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

error: Content is protected !!