Canggih! Pondam III Siliwangi Miliki Teknologi Instalasi Tahanan Berkonsep Super Maximum Security

Bandung, Kutipan-news.co.id – Polisi Militer Kodam III/Siliwangi (Pomdam III/Siliwangi) kini miliki instalasi tahanan canggih. Kepala Staf TNI Angkatan Darat (KSAD) Jendral Dudung Abdurachman menjamin tahanan di Pomdam III mengedepankan kemanusiaan.
Sistem tahanan di Pomdam III Siliwangi itu berkonsep super maximum security. Penggunaan teknologi saat ini yang mampu mengawasi setiap tahanannya.
“Teknologi informasi berkembang secara cepat. Tentu, harus merespons perkembangan zaman, salah satunya membangun instalasi tahanan super maximum security,” kata Dudung dalam sambutannya saat peresmian tahanan anyar Pomdam III Siliwangi itu, Senin (29/8/2022).
Lebih lanjut, Dudung menegaskan pembangunan tahanan anyar di Pomdam III itu bersumber dari anggaran 2021-2022. Ia mengklaim tahanan anyar itu lebih aman dan memiliki sistem yang terintegrasi, seperti pemantauan CCTV dan lainnya.
“Tentu lebih humanis. Ini evolusi dari sistem manual ke digital, atau berbasis IT,” kata Dudung.
Dudung juga tak menampik tak semua prajurit TNI AD selalu benar. Namun, lanjut dia, pembinaan terhadap prajurit yang bermasalah atau melanggar aturan harus tetap mengedepankan kemanusiaan.
“Humanis itu saya setuju. Orang kena masalah, masuk tahanan stres. Tambah penyakit, kemudian lingkungan yang kurang bersih, keluarga yang ditinggal pun bisa stres. Makanya, harus mengedepankan sistem yang humanis, saya setuju,” kata Dudung.
Dudung menjamin semua Pomdam di Indonesia bakal dibangun tahanan dengan sistem serupa. Hal ini bagian dari upaya pembinaan terhadap prajurit yang melanggar.
“Sehingga betul-betul bahwa manusia itu ada kesalahan, bukan berati tidak punya harapan. Punya masa lalu, bukan berarti selesai persoalan hidup ini,” ucap Dudung.
Kendati demikian, Dudung menegaskan pembangunan tahanan canggih itu bukanlah indikator adanya pelanggaran yang meningkat. Ia berharap pelanggaran prajurit TNI bisa diminimalisir.
“Masuk sini (tahanan) belum tentu nikmat. Tapi tetap harus humanis, sehingga layak bagi yang sedang dalam proses pembinaan,” ucap Dudung.
“Apabila ada anggota yang melanggar, harus humanis. Jangan ada tekanan, pukulan dan lainnya. Harus humanis. Sampaikan dengan baik. Tapi, proses hukum tetap berjalan,” kata Dudung menambahkan.(red)