Alprih, Eks Asisten ‘Panji Petualang’ Tak Tertolong Usai Dipatuk Bayi King Kobra

Bandung, Kutipan-news.co.id – Kabar meninggalnya eks asisten Panji Petualang, Alprih Priono (26) karena gigitan ular bikin heboh. Alprih diketahui dipatuk bayi king kobra saat hendak evakuasi (rescue) ular tersebut.
Akibat gigitan ular berbisa itu, nyawa Alprih tak terselamatkan meski sempat diberi serum antibisa ular di rumah sakit. Alprih dinyatakan meninggal satu jam setelah dipatuk ular.
Ular king kobra dikenal sebagai salah satu ular paling berbahaya di dunia. King kobra dewasa maupun bayi king kobra sama-sama punya racun mematikan.
Lalu seperti apa karakter ular King Kobra itu? Dilansir detikJabar dari laman resmi Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), Kamis (22/12/2022), king kobra dianggap sebagai ular paling cerdas di dunia karena mampu mengontrol kapan dia akan menggigit hingga mengeluarkan bisa.
“Perlu diingat bahwa king cobra hewan yang paling cerdas di dunia. Dia bisa mengontrol kapan ketika menggigit, kapan dia mengeluarkan bisanya dan kapan tidak,” ujar Kepala Laboratorium Herpetologi Puslit Biologi LIPI, Amir Hamidy.
Amir mengungkapkan, king kobra bisa mengendalikan dirinya sendiri, termasuk ketika memangsa. Ular ini bisa saja menggigit tanpa mengeluarkan bisa dan sebaliknya. Hal itulah menurut Amir yang membuat banyak orang merasa kebal akan gigitan ular King Kobra.
“Ada istilah dry bite. Orangnya kegigit biasa tapi venomnya belum terpompa masuk ke dalam. Itu yang membuat orang takabur, merasa sakti. Digigit tidak apa-apa. Ular bisa mengatur itu,” jelas Amir.
Selain itu, kecepatan untuk melumpuhkan mangsa menjadi hal penting bagi king kobra. Racun yang dikeluarkan mampu membuat mangsa tewas dalam waktu 15 menit hingga 2 jam.
“Ular ketika menelan mangsa itu mangsa yang paling lemah. Begitu mangsa masuk, dia harus mengatur kapan harus bernapas dan kontraksi otot untuk menelan. Sehingga memang butuh kecepatan,” ujarnya.
King kobra juga termasuk jenis ular berbisa terpanjang di dunia. Menurut Amir, panjang ular king kobra bisa mencapai enam meter untuk yang dewasa. Namun king kobra dengan panjang maksimal itu kini mulai jarang ditemukan.
Ular king kobra berbeda dengan kobra. King kobra sendiri merupakan ular jenis monotypic genus dan hanya memiliki satu spesies. Ular ini punya nama latin, Ophiophagus hannah.
Sementara kobra adalah genus, bukan spesies. Nama ilmiah untuk genus kobra adalah naja dan terdiri dari 20 hingga 22 spesies. Untuk membedakan king kobra dan kobra adalah dari bentuk tudung di sekitar kepalanya. King kobra memiliki tudung yang lebih tertutup, sedangkan kobra punya tudung yang lebih lebar.
Adapun sebaran dari king kobra sendiri terbilang sangat luas. King kobra bisa ditemukan di negara-negara seperti India, Indonesia, Malaysia, China bagian Selatan, Thailand, dan Filipina.
“King kobra ini salah satu ular yang persebarannya paling luas, dia bisa ditemukan di hutan primer, hutan sekunder, bahkan di pinggiran-pinggiran hutan,” ujar Amir.
Untuk umurnya, king kobra juga termasuk reptil yang memiliki umur panjang. King kobra bisa hidup antara 20 hingga 30 tahun di alam liar. King kobra juga menjadi musuh dari ular lainnya. Itu karena king kobra sering menjadikan ular lain sebagai mangsanya. “Makanan alami biasanya ular lain, seperti ular jali Ptyas mucosus dan sanca batik Python reticulatus,” ungkapnya.
King kobra memiliki racun yang sangat berbahaya bagi manusia karena racun ular ini akan menyerang sistem saraf. Satu gigitan king kobra yang mengeluarkan racun, mampu menyebabkan kelumpuhan hingga kematian.
Namun ular ini punya sifat yang sebenarnya pemalu apalagi terhadap manusia. Bila bertemu manusia, king kobra cenderung akan menjauh. Oleh karenanya, Amir mengungkapkan insiden manusia diserang king kobra biasanya terjadi pada pawang ular. (Red)