Jadi Negara Primadona Para Pekerja, Arab Saudi Diprediksi Bakal Diserbu PMI Asal Karawang

Karawang, Kutipan-news.co.id- Pekerja Migran Indonesia (PMI) asal Karawang diprediksi menyerbu Arab Saudi seiring rencana pemerintah membuka keran pengiriman tenaga kerja ke negara tersebut. Selama ini Arab Saudi menjadi tujuan favorit PMI asal Karawang untuk bekerja.
Kabid Penerimaan Tenaga Kerja Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Disnakertrans) Kabupaten Karawang Endang Syafrudin mengatakan, tahun ini keberangkatan PMI asal Karawang ke Arab Saudi diperkirakan akan meningkat tajam. Sebab, rencananya pemerintah membuka kembali keran pengiriman PMI ke Arab Saudi.
“Tahun ini kemungkinan ada peningkatan jumlah keberangkatan PMI dari Karawang, karena informasinya pemberangkatan ke Arab Saudi akan dibuka lagi,” kata Kabid Penerimaan Tenaga Kerja Disnakertrans Karawang, Senin (9/1/2023).
Arab Saudi, ujar Endang Syafrudin, menjadi negara primadona tujuan PMI asal Karawang karena ada tujuan lain bagi mereka. Selain bekerja, tujuan lainnya adalah melaksanakan ibadah haji.
“Pada 2022, jumlah PMI asal Karawang yang bekerja di Arab Saudi sangat minim karena keran pengiriman PMI ke Arab Saudi dihentikan setelah 11 tahun terakhir,” ujar Endang Syafrudin.
Karena ada moratorium pengeriman PMI ke Arab Saudi, tutur dia, sepanjang 2022, mayoritas PMI asal Karawang bekerja di Taiwan. Sebagian besar mereka bekerja di sektor informal.
Sejak Januari hingga Desember 2022, keberangkatan PMI asal Karawang untuk bekerja di luar negeri dengan tujuan Taiwan, cukup mendominasi.
Total warga Karawang yang berangkat ke luar negeri untuk menjadi PMI sebanyak 2.376 orang. Sebanyak 1.404 orang di antaranya berangkat ke Taiwan.
Sisanya, 972 PMI, terbagi dalam beberapa negara tujuan. Sebanyak 340 orang yang pergi ke Malaysia dan 336 orang menuju ke Singapura untuk bekerja. Selebihnya, berangkat ke Jepang, Brunei Darussalam, Romania, Polandia, dan sejumlah negara Timur Tengah.
“Sesuai catatan Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Karawang, PMI asal Karawang itu bekerja di sektor informal dan formal. Namun, kebanyakan bekerja sebagai tenaga kerja informal,” tutur Endang Syafrudin.
Sementara itu, Pemkab Subang, akan menggulirkan program dana talangan bagi calon peserta magang di luar negeri. “Ini digulirkan karena kendala utama program magang di luar negeri itu biaya,” kata Wakil Bupati Karawang Aep Syaepuloh.
Syarat mengikuti program tersebut, di antaranya calon peserta magang harus ikut lembaga pelatihan kerja (LPK) yang sudah memiliki izin Kementerian Ketenagakerjaan untuk mengirim tenaga kerja ke luar negeri.
“Di Karawang ada ratusan LPK. Jadi, sekalian kita sosialisasikan program ini. Harapannya untuk mempermudah dan membantu calon peserta magang,” kata Wabup.(red)