Siswa SDN Wancimekar 1 Kotabaru, Setiap Hari Dihantui Rasa Takut Tertimpa Atap Bangunan Sekolah 

0

KARAWANG, kutipan-news.co.id – Ingin memiliki ruangan kelas yang bersih dan nyaman mungkin itu adalah impian bagi semua siswa dalam mengikuti Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) di sekolah yang mereka tempati.

Namun itu tidak bagi sejumlah siswa Sekolah Dasar Negeri (SDN) Wancimekar 1 Kotabaru yang berlamat di samping kantor Desa Wancimekar Kecamatan Kotabaru akhir-akhir ini. Hampir setiap hari mereka selalu dihantui rasa takut dan gelisah saat melaksanakan kegiatan belajar di sekolah.

Siapa yang tidak takut? bayangkan saja ruangan kelas yang hanya menggunakan peralatan atau fasilitas bangunan sejak tahun 2006 itu masih tetap digunakan tanpa adanya perubahan atap perbaikan sama sekali. Dengan menggunakan meja dan kursi yang seadanya saja itu bisa membuat mereka bhagia karena bisa belajar dengan nyaman. Namun apa jadinya jika dengan kondisi atap yang sudah berlubang sejak lama itu tidak pernah diperbaiki. Jatuh dan bisa tertimpa atap yang sudah roboh mungkin bisa saja terjadi jika kondisi atap tersebut terlihat rusak parah.

Salah satu guru di sekolah tersebut, Nunu menyampaikan bahwa sampai saat ini bangunan itu masih saja digunakan oleh seluruh siswa untuk melakukan kegiatan belajar mengajar di sekolah. Bukan keinginannya, namun kata dia tidak ada lagi pilihan selain harus menggunakan ruangan kelas tersebut. Karena menurutnya tdak ada lagi ruangan kelas yang bisa digunakan selain ruangan yang sudah terlihat rapuh itu. ” Ada 7 bangunan kelas, di karawang masih banyak loh sekolah dasar yang lebih parah dari sekolah ini,” katanya.

Dia juga menjelaskan sekolah mempunyai siswa sebanyak 700 itu belum mendapatkan bantuan sama sekali untuk melakukan perbaikan padahal kata guru yang aktif di olahraga ini berbagai pengajuan sudah dilakukan berkali-kali namun belum ada kepastian untuk dilakukan perbaikan. ” Ya belum ada rejekinya kali, kalau pengajuan mah kita sudah bikin tapi belum ada kepastian dari dinas pendidikannya,” ucapnya.

Kini sekolah yangmasih menggunakan sistem dua shif itu juga tidak pernah ada hentinya untuk terus melakukan kegiatan di sekolah. Lagi-lagi bukan keinginannya juga untuk melaksanakan kegiatan sekolah dengan sistem dua shif karena bagi dia dengan keterbatasan ruangan belajar yang membuat pihak sekolah terpaksa melakukan pembelajaran sampe sore hari.

“Ya tau sendiri hanya ada beberapa ruangan saja, kelas buat belajar aja tidak cukup, makanya kita bikn dua shif,” ungkapnya.

Maka tidak heran jika hamir setiap hari sekolah yang berlokasi danberdampingan dengan kantor desa itu tidak pernah sepi. Karena setiap hari kegiatan sekolah selalu berakhir sampai sore hari. “Bapak juga pulangnya sore soanya setelah ngajar pagi harus ngajar lagi sorenya yang bagian siang sampe sore,” tuturnya.

Salah satu siswa Amat berharap bahwa ada dermawan yang sudi untuk memberikan bantuan terhadap sekolah yang sudah terlihat rapuh itu.

Selain berharap kepada pemerintah bocah yang duduk dibangku kelas 3 juga meminta kepada Bupati Karawang untuk meluangkan waktunya melihat kondisi belajar siswa SDN Wancimekar 1 “Ibu Bupati dateng dong ke sekolah kami, longok kami,” ucapnya sambil berharap ada bantuan.

Hal serupa juga disampaikan Renaldi teman satu kelasnya itu mengaku takut ketika kegiatan belajar mengajar akan dimulai. Bukan karena mata pelajaran melainkan kondisi ruangan kelas yang sudah tidak memungkinkan untuk digunakan. ” Takut juga kalau pas lagi belajar tiba-tiba aja roboh, kan ngeri,” akunya.

 

Laporan : Yana

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *