BB Padi Sukamandi Gelar Semiar Nasional Padi 2019
Laporan : Rohman
Subang, kutipan-news.co.id – Pihak Balai Besar Penelitian Tanaman Padi (BB Padi), Sukamandi – Subang, menggelar acara Seminar Nasional Padi 2019 yang bertempat di Gedung Auditorium Agro Inovasi. Selasa, (10/12/2019).
Kementerian Pertanian melalui Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian (Balitbangtan), bertugas memberikan kontribusi melalui penyediaan teknologi inovatif dalam budidaya dan pengelolaan komoditas pertanian, Balai Besar Penelitian Tanaman Padi (BB Padi), sebagai salah satu Unit Pelaksana Teknis (UPT), Balitbangtan telah menghasilkan berbagai teknologi terkait budidaya padi yang dapat dimanfaatkan oleh pelaku dibidang pertanian.
Kegiatan Seminar Nasional Padi 2019 ini merupakan rangkaian dari kegiatan Temu Teknologi Padi 2019, setelah yang pertama dilaksanakan pada tanggal 3 Oktober 2019 yang lalu, dalam kegiatan yang pertama BB Padi melibatkan mitra kerjasama untuk mendapatkan informasi dan teknologi terbaru dan dalam kegiatan ini dititik beratkan pada penyebaran informasi hasil penelitian kepada khalayak.
Dalam kesempatan acara Seminar Nasional Padi 2019 itu, Di ikuti oleh para peserta yang berasal dari Institusi Internal Badan Litbang Pertanian dari seluruh Indonesia, Universitas serta lembaga lain yang terkait dalam penelitian tanaman padi, dengan jumlah peserta yang hadir sebanyak 145 Orang.
Dalam kesempatan acara itu Kepala Pusat Litbangtan yaitu Dr. Haris Syahbudin mengatakan, Tujuan dari Seminar Nasional Padi 2019 ini untuk mengkomunikasikan seluruh hasil teknologi yang dihasilkan oleh BB Padi maupun institusi lainnya yang berkaitan dengan dituntut dalam pengembangan padi.
“Kemudian, Transpormasi atau transfer teknologi supaya dapat dihilirsasikan kepada masyarakat secara luas, baik itu untuk reset kembali, pengembangan dan tentu upaya terakhir kita ingin meningkatkan produksi melalui penciptaan-penciptaan teknologi yang ada di Badan Litbang Pertanian Kementerian Pertanian,” Jelas Kapuslitbangtan Dr. Haris Syahbudin.
Lebih lanjut dia menambahkan, Untuk sekarang ini kita sudah bisa menghasilkan padi sebanyak 12 ton per hektarnya dengan rata-rata 8 s/d 10 ton per hektarnya untuk jenis padi inpari 32, 30, 33, 42 dan 43 yang penyebarannya sudah cukup luas dan kedepan penggunaan paritas-paritas padi Hibrida saya kira akan semakin luas dan ini juga merupakan salah satu upaya untuk meningkatkan produksi padi secara nasional.
“Juga, Seperti yang saya sampaikan tidak hanya mencukupi kebutuhan nasional tapi juga untuk kepentingan ekspor kita, melalui pendekatan padi Hibrida saya yakin akan menghasilkan paritas-paritas yang memang secara spesifik dapat merespon kebutuhan pasar Internasional,”pungkasnya.
Selain itu, dari pihak Bapennas Zulfriandi menyampaikan, Sebenarnya terkait dengan produk-produk dari Balai Padi, kami juga sebenarnya mendorong bagaimana agar Balai Padi bisa menghasilkan beras-beras khusus seperti yang telah disampaikan pa Kapus tadi, terutama terkait dengan Stunting, ini adalah produk nasional karena memang cukup besar ya..! Jumlah penduduk kita 9 Jutaan yang mungkin masih terkena Stunting.
“Itu, Perlu di Fedding dengan jenis beras khusus seperti yang disebutkan tadi, kami berharap pihak BB Padi bisa meningkatkan produksinya karena target awal Tahun 2020 itu sekitar 10 Ribu hektar untuk beras Nutrizink tadi, kemudian pada 2024 nanti sekitar 200 Ribu hektar, mungkin kita juga berharap bisa sampai ke Daerah-Daerah yang terkena Stunting tadi bisa di kembangkan sebab ini juga sudah masuk di manajement 2020-2024,”jelasnya.
Kepala BB Padi Sukamandi Dr. Priatna Sasmita juga menambahkan, Saya kira Subang ini merupakan Kabupaten yang paling maju karena lebih dekat dengan pusat Balai Penelitian Padi, oleh karena itu Daerah ini paling cepat mengadopsi terutama teknologi parietas unggul baru, untuk Subang saya kira merupakan agro ekosistem padi sawah dedikasi banyak hasil rakitan dari BB Padi yang tidak terlalu lama yang diadopsi oleh Kabupaten Subang.
“Seperti jenis Inpari 32 yang sekarang sedang populer itu, kemudian Inpari 30, 33, 42 dan 43, mereka memelih itu dengan pertimbangannya adalah peningkatan produktifitas yang signifikan artinya bisa diatas 9 ton per hektar, kemudian yang kedua adalah adaktif terhadap cekaman lingkungan,”imbuhnya.
Lebih lanjut dia juga menambahkan, Kita tahu disekitar Subang ini hama potensial yang menghambat tanaman padi adalah hama wereng coklat, nah untuk mengatasi hal itu, kini kita telah mendapat parietas yang bukan hanya tingkat produktifitasnya tinggi akan tetapi bisa tahan terhadap hama wereng coklat yaitu Inpari 33,”tutupnya.