Beragam Ekspresi Menggemaskan Muncul Saat Pelaksanaan Vaksinasi Perdana Anak Usia 6-11 Tahun Kota Bandung

0
IMG-20211216-WA0074

Bandung, Kutipan-news.co.id – Anak usia 6-11 tahun untuk pertama kali di Kota Bandung mendapat vaksin Covid-19 di Taman Dewi Sartika Balai Kota Bandung Kamis (16/12/2021).

Hari pertama vaksinasi usia 6-11 diikuti 600 murid sekolah dasar yang berada di kawasan Balai Kota diantaranya SDN Banjarsari.

Murid SD mengenakan seragam putih merah ini sebagian tidak menangis tapi ada juga menangis meronta-ronta ketakutan.

Amira (6) terlihat ceria dan saat disuntik, ia mengaku tidak merasakan sakit serta tidak merasa takut.

Lain dengan Vidan terlihat menjerit-jerit ketakutan saat akan disuntik dan setelah disuntik pun tetap menangis.

Para tim medis vaksinasi harus bersabar ketika melakukan observasi, mulai dari menanyakan sudah sarapan atau belum hingga rekam medis.

Ketika ditanya mengenai penyakit yang pernah diderita, sebagian besar anak-anak tidak mengerti. Tim medis kesulitan mendapat informasi karena anak-anak tidak ditemani orangtuanya.

Pemkot Bandung mulai menggelar vaksinasi usia 6-11 tahun, mulai Kamis 16 sampai Sabtu 18 Desember 2021.

Kota Bandung termasuk kota yang sudah diperbolehkan untuk melaksanakan vaksinasi bagi usia 6-11 tahun. Pasalnya, vaksinasi di Kota Bandung telah melebihi 70 persen untuk dosis pertama. Sedangkan vaksinasi lansia telah mencapai 78 persen.

Vaksinasi usia 6-11 tahun juga merupakan upaya Kota Bandung membentuk herd immunity. Termasuk sebagai upaya agar Pembelajaran Tatap Muka (PTM) berjalan lebih baik.

Kegiatan ini dibuka oleh Pelaksana Tugas (Plt) Wali Kota Bandung, Yana Mulyana di Taman Dewi Sartika Balai Kota Bandung, Kamis (16/12).

Yana mengatakan, target sasaran usia 6-11 tahun sebanyak 233. 175 siswa dari 438 Sekolah Dasar dan 31 Madrasah Ibtidaiyah (MI).

“InsyaAllah melihat proses percepatan vaksin yang umum sudah kita lakukan hampir mendekati 100 yaitu diangka 99,86 persen,” ujarnya.

Yana optimis vaksinasi di Kota Bandung berjalan optimal dan cepat, melihat lokus lebih mudah dan terdata dengan baik di setiap sekolah.

“Kami yakin karena lokusnya itu di sekolah. Lebih memudahkan untuk kita melakukan proses vaksinasi. Meskipun ada aturan, mereka tetap harus mendapatkan vaksin wajib, seperti Campak dan sebagainya, dan itu jaraknya harus 4 minggu,” ujar Yana.

Yana memastikan pelaksanaan vaksinasi berjalan lancar karena fasilitas dan tenaga kesehatan yang cukup banyak untuk menunjang target tersebut.

“Fasilitas kesehatannya cukup banyak, puskesmas, rumah sakit juga vaksinator, relawan banyak. Vaksin juga disuplai. Kami yakin proses vaksin bisa tercapai waktu tidak terlalu lama,” ujarnya.

Menurut Yana target vaksinasi 6-11 tahun kalau sebarannya merata 2 sampai 3 bulanan selesai..

Sementara itu, Kepala Dinas Kesehatan Kota Bandung, Ahyani Raksanagara menyampaikan, target vaksinasi usia 6-11 tahun sekitar 2–3 bulan. Karena anak usia tersebut harus terintegrasi vaksinasi program nasional yaitu bulan imunisasi anak sekolah.

“Harus teringetrasi vaksinasi yang program nasional, bulan imunisasi anak sekolah. Siswa kelas 1, kelas 2 itu sedang bulan imuniasai anak sekolah untuk Campak, Difteri dan Tetanus. Jadi itu menjadi bagian sama memberikan perlindungan kepada semua,” ujarnya.

Terkait vaksinasi harus terintegrasi dengan kependudukan, Ahyani mengatakan, bila Nomor Induk Kependudukan (NIK) bermasalah, tersedia Mobil Memberikan Pelayanan Keliling (Mepeling) dari Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kota Bandung (Disdukcapil) tersedia di area vaksinasi.

“Jadi ada di KK (Kartu Keluarga), makannya kita hadirkan dari Disdukcapil bagi anak yang ada masalah dengan NIK,” katanya.

Sedangkan untuk lokasi vaksinasi, Ahyani menerangkan, tergantung permohonan pihak sekolah. Sehingga bisa di sentra vaksin atau di sekolah masing-masing.

“Tergantung permohonan sekolah, kalau bisa lasanakanan di sekolahnya itu kita akan laksanakan. Tapi kalau mau manfaatkan sentra vaksin, kita akan fasilitasi. Ada 2, drive thru di Tegalega dan tidak drive thru di sini (Balai Kota),“ ujarnya.

Ahyani menegaskan, sekolah harus melaksanakan sesuai data dan tidak memasukan warga umum. Pelaksanaan vaksinasi di Taman Dewi Sartika kali ini didukung oleh perusahaan alat kesehatan Oneject.

Sedangkan salah satu siswa yang divaksin, Hendra Bramantyo (6) mengaku tidak sakit ketika divaksinasi.

“Nggak sakit. Sekarang itu disuntik anti corona, biar bisa sekolah,” ujarnya.

Beberapa anak yang disuntik ada yang berdoa sebelum disuntik, ada yang memanggil bunda ada juga memanggil opa dan oma. (red)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

error: Content is protected !!