Sempat Alami Kritis, Budayawan Betawi Ridwan Saidi Meninggal Dunia

0
IMG-20221225-WA0010

Jakarta, Kutipan-news.co.id – Budayawan Betawi Ridwan Saidi meninggal dunia pada Minggu pagi (25/12/2022). Sebelumnya, politikus berusia 80 tahun ini sempat dirawat intensif di rumah sakit karena kondisinya kritis, disebut mengalami pembuluh darah pecah.

Konfirmasi berpulangnya Ridwan Saidi bermula dari cuitan Fadli Zon melalui akun twitternya. Ia menyampaikan bela sungkawa dan sedikit pesan singkat untuk almarhum.

“Innalillahi wainnailaihi raajiun. Kabar dr putra-putri beliau Bang Ridwan Saidi telah wafat pagi ini jam 08.35 WIB di RSPI Bintaro. Insya Allah husnul khotimah. Bang RS orang teman diskusi yg luar biasa, wawasan n pengalamannya luas. al Fatihah,” tulis Fadli Zon.

Hingga kini, belum jelas apa penyebab dan kronologi pembuluh darah pecah yang dialami mending Ridwan Saidi. Sebab, kondisi itu bisa terjadi di mana saja pada bagian tubuh, mulai dari kulit, mata, hingga otak.

Gejala Pembuluh Darah Pecah
Tergantung pada tempatnya, pembuluh darah pecah bisa menyebabkan gejala ringan hingga berat. Bahkan, pendarahan di otak tergolong penyakit riskan yang membahayakan nyawa pengidapnya.

1. Gejala Pembuluh Darah Pecah di Kulit

Peristiwa ini terjadi ketika salah satu pembuluh darah di bawah kulit pecah dan bocor ke jaringan di sekitarnya. Kapiler yang pecah menciptakan permukaan kulit luar yang bergelombang dan tidak rata. Penyebab pembuluh darah pecah di kulit sangat beragam, seperti penuaan, alergi, diet, trauma eksternal, genetik, ataupun penggunaan obat-obatan khusus.

Meskipun terdengar serius, biasanya hal ini tidak menimbulkan gejala yang parah. Kondisinya sering menyebabkan memar yang sembuh dalam beberapa hari atau minggu. Berikut gejalanya dilansir dari
Cell Bone dan Cleveland:

-Bercak atau bintik-bintik berwarna merah, hitam, biru, atau ungu yang menjalar seperti laba-laba
-Memar yang terasa lembut ketika disentuh
-Bengkak yang menyakitkan

2. Gejala Pembuluh Darah Pecah di Mata

Pembuluh darah pecah di mata dalam istilah medis disebut perdarahan subkonjungtiva. Konjungtiva tidak dapat menyerap darah dengan cepat sehingga darah terperangkap di bagian putih mata.

Perdarahan subkonjungtiva sering terjadi tanpa penyebab yang jelas. Bahkan, bersin atau batuk yang kuat dapat menyebabkan pecahnya pembuluh darah di mata. Kondisi ini mungkin tidak berbahaya bila berlangsung kurang dari dua minggu tanpa rasa sakit. Gejalanya meliputi:

-Bercak merah cerah pada putih (sklera) mata
-Rasa nyeri atau tidak nyaman
-Gatal di permukaan mata
-Gangguan penglihatan

3. Gejala Pembuluh Darah Pecah di Otak

Khusus kasus satu ini, kondisinya wajib ditangani oleh tenaga medis sesegera mungkin. Sebab, pembuluh darah pecah di otak merupakan keadaan darurat medis yang dapat menyebabkan kompresi dan kerusakan pada jaringan otak. Selain itu, hal ini merupakan tanda awal dari penyakit kronis dan stroke.

Kompresi akibat pendarahan fatal dapat menjadi pembengkakan yang dikenal sebagai hematoma. Tekanan ekstra dari hematoma dapat mencegah aliran oksigen mencapai sel-sel otak yang mengakibatkan kematian pada seseorang. Dikutip dari Medical News Today, adapun gejala yang wajib diwaspadai adalah:

-Sakit kepala parah yang muncul secara mendadak
-Kesulitan menelan
-Masalah penglihatan
-Kehilangan keseimbangan atau koordinasi
-Kebingungan atau sulit fokus
-Kesulitan berbicara atau bicara cadel
-Stupor, letargi, atau tidak sadarkan diri
-Kejang

(Red)

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

error: Content is protected !!