Pergerakan Tanah Kembali Terjadi Di Cikulur Banten, Diduga Satu Jalur Dengan Kejadian Tahun Lalu

Lebak, Kutipan-news.co.id – Pergerakan tanah kembali terjadi, kali ini di Desa Cigoong Utara, Kecamatan Cikulur, Lebak, Banten. BPBD Lebak menduga ada aktivitas pergerakan tanah di jalur yang sama dengan kejadian pada 2022 di Desa Curugpanjang, Cikulur.
Untuk diketahui, pada 2022 ada 56 rumah di Kampung Cihuni, Desa Curugpanjang, Kecamatan Cikulur, yang terdampak pergerakan tanah. Pergerakan tanah di mulai dari Tanjakan Tajur di Jalan Raya Sampay-Cileles. Tanah terus bergerak hingga ke Kampung Cihuni.
“Pergerakan tanah di Kampung Margamulya, Cigoong Utara, Cikulur, segara geografis pergerakan tanahnya masih satu jalur dengan pergerakan tanah kemarin yang terjadi di Cihuni, Curugpanjang,” kata Kepala BPBD Lebak Febby Rizky Pratama kepada wartawan di kantornya, Rangkasbitung, Selasa (10/1/2023).
“Kita sudah menganalisis melalui peta hampir satu jalur hanya kami belum bisa menyimpulkan apa pun terhadap pergerakan tanah ini,” sambungnya.
BPBD berencana mengirim surat ke Badan Geologi untuk menganalisis penyebab pergerakan tanah di Kecamatan Cikulur. Pada 2022, Badan Geologi sudah turun ke Desa Curugpanjang untuk mengecek penyebab pergerakan tanah namun tidak ke desa lainnya.
Hasil analisis dari Badan Geologi saat itu, kata Febby, Kecamatan Cikulur masuk daerah potensi pergerakan tanah menengah tinggi.
“Rencana kami akan bersurat kembali ke Badan Geologi karena waktu itu Badan Geologi hanya meneliti landscape mulai Tanjakan Tajur (Jl Sampay-Cileles) hingga ke Curugpanjang, jadi tidak ke sebelah kirinya, karena kami menduga awalnya pergerakan tanah dinilai dari retakan Tanjakan Tajur,” katanya.
“Melihat kondisi kali ini tentunya kami akan menganalisis lebih luas yang ada di sana, apalagi yang satu hamparan, apakah potensinya akan memanjang lagi atau seperti apa tentunya temen-temen Badan Geologi yang bisa,” imbuhnya.
BPBD mencatat ada 16 rumah terdampak pergerakan tanah di Desa Cigoong Utara. Tiga rumah di antaranya sudah roboh. Warga pun mengungsi di rumah saudaranya atau tinggal di tenda yang dibuat sendiri.
Hingga saat ini BPBD Lebak masih berkoordinasi dengan instansi terkait. Warga diminta siaga dan tetap waspada apabila pergerakan tanah kembali terjadi.
“Kami sudah koordinasi dengan Asda 1 hasil asesmen, desa tidak memiliki tanah bengkok seperti di Curugpanjang yang luas. Ini problem buat kita jika ingin menyediakan relokasi mandiri. Nanti kita putuskan apakah akan relokasi mandiri atau relokasi dengan membangun hunian tetap, tentunya ini berdasarkan data-data yang kita kumpulkan di lapangan,” ucapnya.
Sebelumnya, sebanyak 16 rumah di Desa Cigoong Utara, Lebak, Banten, rusak akibat pergerakan tanah. Warga diminta waspada terhadap potensi pergerakan tanah kembali.
“Awalnya di kawasan kampung Margamulya ada 7 rumah, dari hari ke hari ada penambahan. Sekarang nggak cuma di Margamulya tapi di kampung lainnya juga ada,” kata Kepala Desa Cigoong Utara Habibi ditemui wartawan di lokasi, Senin (9/1).(red)