SMK IPTEK Cilamaya Diduga Masih Nekad Mau Study Tour ke Luar Kota, Orang Tua Siswa Siap Dikumpulkan 

0
Oplus_131072

Oplus_131072

 

Karawang,Kutipan-news.co.id –Surat edaran larangan study tour ke luar provinsi Jawa Barat yang di keluarkan Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi belum lama ini ternyata masih di bangkang para oknum pihak sekolah di Karawang.

 

Padahal, jelas – jelas aturan larangan study tour yang dikeluarkan oleh KDM sapaan akrab Dedi Mulyadi itu, berlaku untuk semua sekolah di Jawa Barat, baik negeri maupun swasta.

 

Sangat di sayangkan, larangan tegas KDM tersebut seolah tidak berlaku bagi SMK IPTEK Cilamaya, yang berlokasi di Kecamatan Cilamaya, Kabupaten Karawang.

 

Keluhan pun datang dari sosok orang tua murid yang menyesalkan atas sikap ngotot pihak sekolah agar mengadakan study tour ke Yogyakarta, meskipun ada surat edaran yang mengimbau agar study tour ke luar daerah dilarang.

 

Sosok orang tua murid yang enggan disebutkan namanya pun akhirnya membongkar informasi keberatannya kepada awak media terkait program study tour sekolah yang mengharuskan orang tua membayar hingga Rp. 1,8 jutaan dengan tujuan study tour Jogyakarta.

 

“Anak kami tetap melakukan perjalanan ke Jogya, lalu bagaimana dengan program Bapak Gubernur yang melarang study tour ke luar kota,”keluh seorang ibu menyampaikan kepada awak media.

 

Ironisnya, keluhan terkait banyaknya orang tua siswa yang sebenarnya tidak setuju dengan kegiatan study tour yang akan dilaksanakan pada tanggal 7 Mei 2025 mendatang itu, nampaknya tidak digubris pihak sekolah.

 

“Sebenarnya banyak yang tidak setuju, cuma kebanyakan takut di intimidasi, di group wali kelas banyak yang protes juga, cuma ada arahan silahkan menghadap ke pihak sekolah saja,” ulasnya.

 

“Apa memang karena pengelola (ketua yayasan) SMK IPTEK nya seorang anggota dewan gitu, jadi sekolahnya berani menentang larangan gubernur,” cetusnya lagi.

 

Lagi – lagi sangat di sayangkan, menurut orang tua siswa ketika orang tua siswa meminta bukti pelunasan pembayaran , pihak sekolah seperti ada yang ditutup-tutupi dan hanya memberikan kuitansi bertuliskan pelunasan Jogya dan sebuah paraf kecil tanpa dibubuhkan stempel. Kalau saat pencicilan, kuitansinya diparaf dan distempel.

 

“Ketika saya minta bukti pelunasan saja tidak dikasih cuma kwitansi kaya gitu. Dan juga kalau nanti berangkat anak-anak itu dilarang berphoto-photo, kata anak saya begitu,” ungkapnya.

 

“Saya siap di kumpulkan dengan beberapa wali murid yang lainnya, kalau memang di tindak lanjuti (keluhan mereka melalui media),” tandasnya lagi.

 

Upaya konfirmasi kepada pihak-pihak terkait pun masih terus di lakukan, Sementara pihak sekolah pun hingga kini belum memberikan tanggapan yang resmi atas dugaan kabar keberangkatan study tour ke Yogyakarta yang di keluhkan para orang tua siswa tersebut  hingga berita ini diterbitkan.(red)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

error: Content is protected !!