Pemkot Sukabumi Bagikan Honor Guru Madrasah

0

SUKABUMI, kutipan-news.co.id – Pemkot Sukabumi menyerahkan honorarium kepada guru madrasah diniyah dan ibtidaiyah, ponpes, guru TPQ dan marbot. Uang tersebut sebagai bentuk perhatian Pemkot Sukabumi kepada mereka.

Kabag Kesra Setda Kota Sukabumi, Aang Zaenudin mengatakan, penerima uang sebanyak 1.600 orang. Masing-masing menerima Rp150 ribu per bulan yang diberikan setiap triwulan. Sementara total bantuan Rp3 miliar untuk tahun 2019. “Uang yang diberikan hari ini merupakan triwulan ketiga yakni untuk Juli, Agustus dan September. Uang langsung ditransfer ke rekening penerima,” kata dia.

Meski masih jauh dari kebutuhan, Aang berharap bantuan tersebut menjadi motivasi bagi mereka dalam memberikan layanan terbaik. Uang tersebut hanya bentuk perhatian dari wali kota. “Paling tidak, memberikan energi positif bagi mereka,” katanya.

Aang mengakui, belum semua tenaga guru diniyah dan ibtidaiyah menerima honorarium. Masing-masing madrasah hanya empat guru saja. Tapi, jumlah tersebut meningkat dibanding tahun sebelumnya hanya satu orang per madrasah.

Untuk itu, dia berharap, Pemkot Sukabumi bisa memberikan tambahan pada tahun mendatang, sehingga semua guru menerima bantuan yang sama dengan jumlah yang lebih besar. Pasalnya, jumlah guru madrasah diniyah dan ibtidaiyah di Kota Sukabumi mencapai 2000 orang. Mereka tidak mendapat honor yang layak.

“Kami telah melayangkan surat usulan kepada wali kota agar uang honorarium tersebut bisa ditambah. Mudah-mudahan disetujui oleh Pak Wali dan DPRD, kalau keuangan mencukupi, semoga tahun depan semua menerima honorarium,” ujar Aang.

Wali Kota Sukabumi, Achmad Fahmi mengatakan, honorarium serahkan secara bergelombang. Hal ini mengingat jumlahnya yang mencapai ribuan. “Intinya bagaimana pemkot Sukabumi berharap, para guru agama baik diniyah maupu ibtidaiyah menjadi tulang punggung percepatan pembangunan di bidang keagamaan. Sehingga lahir generasi yang memiliki akhlak terbaik,” katanya.

Fahmi nambahkan, Pemkot Sukabumi kekurangan guru agama berstatus ASN untuk jenjang SD dan SMP. Hal ini membuat sekolah berinisiatif merekrut guru walaupun menjadi beban sekolah tersebut. “Kami sudah mengajukan kepada pemerintah agar ada tambahan kuota guru agama. Kebutuhan hampir di semua SD dan SMP, jumlahnya seratus lebih,” pungkasnya.

Laporan : Riew

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *