Tasikmalaya, kutipan-news.co.id – Kembali pemandangan miris pada potret pendidikan di Indonesia terjadi di Sekolah Dasar Negeri Cigorowong 3 yang berlokasi di Desa Sukamukti, Kecamatan Cisayong, Kabupaten Tasikmalaya Jawa Barat.
Sebuah Sekolah Dasar Negeri, yang seolah jauh dari sentuhan program pemerintah ini, mengalami kondisi yang sangat memprihatikan, Selain bangunan lapuk dan harus di topang dengan bambu karena nyaris ambruk, ketika memasuki musim penghujan kelas pun sering kebanjiran.
Hal tersebut pun diungkapkan oleh Guru Pengajar asal Kabupaten Tasikmalaya Ririn Kartika seolah dirinya terkadang merasa was-was ketika dalam kondisi mengajar mengalami cuaca buruk proses belajar pun diakuinya terkadang dihentikan atau di bubarkan.
“Jadi kalau cuaca sedang tidak baik, kami riskan untuk melanjutkan pemebelajaran, selain karena atap bangunan sekolah sudah pake penopang, jika dalam kondisi hujan air masuk ke dalam, hal itulah yang membuat kami sangat khawatir,”ungkapnya.
Ditambahkan Ririn kekhawatiran tersebut selalu menghantui saat dalam kondisi belajar mengajar, pasal tanggung jawab keselamatan kepada anak didik yang harus kita pertanggung jawabkan.
“Kalau terjadi sesuatu tanggung jawab kita juga, was-was saja kalau cuaca buruk, terkadang kita bubarkan saja di awal pembelajaran pun,”tungkasnya.
Kepala Sekolah SDN Cigorowong 3 H. Ahmad Daryono mengatakan bahwa kondisi seperti saat ini sudah berjalan hampir satu tahun lamanya, pihak mengaku sudah sering melaporkan kondisi tersebut kepada pihak dinas, Namun belum ada tanggapan yang pasti.
“Dari dulu juga sudah dilaporkan keadaanya rusak berat, sejak setahun lalu. Awalnya rusak ringan, kemudian rusak berat, PadahalĀ setiap bulan juga kita dilaporkan,”ungkap Ahmad.
Dijelaskannya, Bangunan sekolah dengan 80 siswa lah yang saat ini kondisinya memprihatinkan, selain sudah lapuk dan nyaris ambruk, bangunan tersebut menurutnya berada di dua kelas diantaranya terpaksa di topang puluhan bambu untuk menjaga agar atap tidak ambruk
3 kelas lainnya, sudah bolong bolong, setiap hari sebelum belajar dimulai, guru terpaksa mengorek ngorek atap yang lapuk dengan bambu untuk memastikan internit kelas tidak akan jatuh menimpa siswa.
“Dengan kondisi ini otomatis belajar terganggu, karena air hujan tak terbendung masuk ke dalam kelas, tapi kita hanya bisa pasrah dan apadaya, kami tetap lakukan upaya apapun, agar proses belajar tetap berjalan,”tandasnya.
Siswa SDN Cigorowong 3 Tasikmalaya Soni Herlangga mengaku dirinya tidak tenang saat dalam kondisi belajar, Selain takut ambruk, dan jika hujan atap bocor ruang belajar kebanjiran pakaian dan buku menjadi basah.
“Iya takut roboh, merasa was-was khawatir atap sekolah tiba-tiba ambruk, dan kalau hujan gede bocor, terkadang buku dan pakain pun jadi basah jadi ingin pulang,”Pungkasnya.
Kini pihak sekolah berharap pemerintah segera turun tangan untuk melakukan rehab sekolah, yang semakin hari kondisinya semakin memprihatikan, karena kondisi bangun sekolah ini membahayakan siswa.