187 SMA/SMK di Jabar Tak Punya Kepsek hingga Akhir 2021

foto Istimewa Dok / Kepala Dinas Pendidikan Jabar Dedi Supendi / kutipan-news.co.id
Bandung, kutipan-news.co.id – Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Barat mencatat hingga Desember tahun 2021 setidaknya ada 187 sekolah setingkat SMA/SMK dan SLB yang belum memiliki kepala sekolah.
Kepala Dinas Pendidikan Jabar Dedi Supendi menjelaskan kosongnya posisi kepala sekolah itu karena berbagai penyebab, salah satunya banyak yang pensiun.
“Sampai Desember 2021 ada 187 kepala sekolah SLB, SMA, dan SMK kosong. Ada yang karena pensiun, meninggal, dan ada juga kepala sekolah yang bermasalah,” ujar Dedi kepada wartawan, Senin (15/2/2021).
Untuk mengisi kekosongan tersebut pihaknya sudah menyeleksi guru-guru yang nantinya akan ditempatkan di ratusan sekolah yang tidak memiliki kepala sekolah tersebut. Seleksi sendiri sudah dimulai sejak akhir 2020 dimulai dengan tahapan administrasi.
Pada tahapan awal tercatat ada 1.164 calon kepala sekolah yang mendaftar secara online. Hingga kemudian terseleksi sampai 1.098 orang.
“Awalnya 1.164 yang daftar, yang lolos hanya 1.098. Kemudian menyusut lagi jadi 417 karena berguguran dalam tahapan tes administrasi, logic model, critical incident, dan assessment,” terangnya.
Dari 417 pendaftar, jumlahnya kembali menyusut menjadi 280 orang berdasarkan ranking teratas untuk mengikuti tahapan substansi yang dilaksanakan pekan lalu. Tahapan substansi akan dibagi ke dalam empat gelombang untuk meminimalisir penularan COVID-19.
Dari 280 peserta yang mengikuti tahapan substansi ini nantinya akan terpilih para kepala sekolah yang mengisi 187 SMA, SMK dan SLB yang kosong. Namun mereka yang lolos harus mengikuti diklat terlebih dahulu selama tiga bulan.
“Mereka akan mendapatkan nomor induk PTKS. Itulah yang menjadi syarat yang diperbolehkan menjadi kepala sekolah. Setelah itu tinggal pelantikan,” jelasnya.
Dalam pelaksanaan seleksi ini pihaknya selalu menerapkan protokol kesehatan COVID-19 secara ketat. Termasuk dalam tahapan pelaksanaan substansi, di mana semua peserta dilakukan rapid test antigen terlebih dulu.
“Kita sudah lakukan rapid antigen semua yang hadir. Mudah-mudahan tidak ada yang positif COVID-19 sampai akhir proses,” tandasnya. (red)