Garut, kutipan-news.co.id – Sejumlah petani di Kampung karikil Desa Sukatani Kecamatan Cisurupan Kabupaten Garut, mengeluh akibat berkurangnya hasil panen.
Penurunan hasil panen paling banyak terdapat pada sayur tomat
Penyebabnya tanaman tomat alami busuk daun dan buah dampak dari cuaca buruk, hingga kini mengakibatkan petani merugi puluhan juta.
Petani Tomat warga Garut Darso mengatakan, Jumlah tomat yang bisa dipetik dan dijual ke pasaran hingga keluar puluhan hanya berkisaran enam puluh persen dari jumlah total panen.
“Sisa panen hanya bisa di jual di pasar tradisional dengan harga jual rendah, bahkan sebagian buah tomat terpaksa dibuang karena tidak layak konsumsi.
Misalnya saja dari satu ton hasil panen, sayur tomat yang kualitasnya baik dan layak kirim keluar pulau hanya sekitar enam hingga tujuh ratus kilogram, tiga ratus kilogram lagi hanya mampu di jual di pasar biasa atau tradisional,”paparnya.
Dijelaskan Darso, Hal ini terjadi akibat dampak cuaca buruk yang menyebabkan tanaman terjangkit penyakit busuk daun dan buah. Tomat yang didepan merupakan hasil tanam saat musim kemarau dan masa panen memasuki musim penghujan.
“Ini akibat musim hujan, dampaknya pecah-pecah, busuk pohon dan busuk buah, dari hasil panen seribu kilo, 300 kilo tidak bisa di jual ke luar pulau. Ini paling laku di pasar lokal dengan harga jual yang lebih murah,”jelas Darso.
Lebih lanjut Darso mengatakan, Murahnya hasil panen ini mengakibatkan petani merugi hingga puluhan juta.
Guna mengatasi meluasnya penyakit daun busuk, petani pun menambah masa penyemprotan obat dan rutin memotong daun yang busuk agar tidak meluas.
“Kami berharap pemerintah daerah bisa memberikan bantuan obat-obatan, agar dapat meminimalisir gagal panen,”tandasnya.